Cerpen Karangan Ahmad Fadhil Imran tentang Manusia dan Alam
Suatu waktu entah kapan, telah terjadi atau bahkan bisa pula baru akan terjadi. Dimulai dari semua alam Bumi sama-sama memberikan cemoohannya melihat ulah penghuni Bumi makhluk hidup yang bernama Manusia, yang mempengaruhi kebahagiaan semua alam di Bumi.
Waktu itu Bumi dipenuhi tiga Alam raksasa yang bersaudara. Tiga elemen bumi ini tidak pernah dipertemukan terkecuali Laut dan Tanah, sedangkan Langit yang sekian lamanya sudah beribu-ribu tahun selalu sendiri dan tidak pernah dipertemukan dengan kedua saudaranya Laut dan Tanah. Mereka bertata rapi dan indah beraturan, menjawab rahasia alam yang penuh dengan teka-teki.
Pada suatu waktu, mereka hendak dipertemukan, Laut dan Tanah yang sering kali berjumpa, bercanda bahkan bercerita. Langit pada malam hari, ditengah-tengah kesunyian sepi, semua makhluk tertidur dan tidak menyaksikan peristiwa langkah pada saat itu. Ia turun dari atas dan secara pelan-pelan ia turun dengan hembusan angin dari atas yang mengawalnya, bergayuh dengan hening mendatangi Laut dan Tanah. 2 sejoli Laut dan Tanah pun menyaksikan peristiwa langkah itu, mereka di datangi oleh Langit yang sekian lama berada diatas tinggal bersama awan hitam maupun putih dan diindahkan oleh pelangi sewaktu-waktu.
Langit tiba dengan hentakkan kakinya yang tenang, Laut dan Tanah pun menyambutnya.
“Hai Laut, hai Tanah”, sapa Langit.
“Hai juga Langit”, Laut dan Tanah membalas sapa penuh tanda tanya karena tidak ada angin kencang atau bumi libur berputar dalam rotasinya Langit tiba-tiba datang.
“Kenapa kalian bengong wahai Laut dan Tanah”? tanya Langit.
“Kami tiba-tiba saja heran melihat kehadiranmu yang secara tiba-tiba, apakah kau tak khawatir ketika makhluk bumi ini menyaksikan dengan melihat keatas dan tanpa kehadiranmu diatas sana?” Jawab Tanah dan memberikan pertanyaan kembali. “Kalian tidak usah merasa takut, saya turun kebawah heran melihat kondisi kalian ini dari atas, tahun ketahun warna dan bentuk kalian berubah ketika ku memandang kebawah, saya tidak lama, hanya ingin membutuhkan jawaban dari keheranan saya tadi wahai Laut dan Tanah”.
Jawab Langit dan memberikan pertanyaan pula kepada Laut dan Tanah.
Pembicaraan mereka bertiga sangat serius dan seakan-akan itu adalah hanya sekali terjadi, setelah Laut dan Tanah diberikan pertanyaan dari Langit, mereka satu sama lain saling melihat seakan-akan ingin menutupi sesuatu hal. Tapi dengan lugas Laut menjawab, “Sebenarnya aku sangat sulit menjawab, karena walaupun aku menceritakannya, kau tidak akan rasakan apa yang aku alami selama ini Langit.Makhluk bernama manusia seringkali memberdayakan tubuhku, menindih tubuhku, bahkan mengombang ambing tubuhku dengan seenaknya. Manusia menikmatiku dengan cumbu namun setelah itu aku di tindih dengan bangunan-bangunan yang menghilangkan estetika dalam diriku, inilah sebabnya aku berubah bentuk tanpa kuhendeki. Aku berkali-kali memberikan mereka teguran namun manusia-manuisa itu abai, kuberikan tsunami bahkan kutenggelamkan mereka.”Jawab Laut dengan murungnya.