tertampung oleh perasaan. Aku tidak sanggup meyakinkanmu, bukan karena
kelahiranmu yang mistis, aku tidak sanggup meyakinkanmu, karena
anggukanmu yang filosofis mempraharai perahu kayu yang memuat semua
balok mimpiku menjadi pupus.
Engkau adalah parade keindahan yang Tuhan pawaikan untukku. Denganmu,
Tuhan ingin mengatakan kepadaku: “Dengannya, engkau akan melampaui
batas erotisme kabut dan pagi, karena di sinilah kupendam senoktah rahasiaKu, kutitipkan sebagian pengetahuanKu”.
Tuhan benar, aku tersesat sebelum menemukanmu di sini.
Tapi tentu saja Tuhan tahu jejak keraguanku membaca epistem
kosmologi itu, karena engkaulah miniatur dari semesta itu
sendiri.Engkau adalah kosmos yang diperdebatkan para teolog dari masa