Mohon tunggu...
Avizena Zen
Avizena Zen Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, Blogger, Penulis konten, dan Penerjemah bahasa Inggris

Penulis buku Kakeibo. Blogger. Hobi menulis, memasak, dan menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kecurigaan dan Penyesalan

30 Juli 2024   17:05 Diperbarui: 30 Juli 2024   17:08 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mas akan tetap datang ke reuni besok?"

Miranti menghela napas. Dia tahu suaminya, Bram, akan tetap datang. Alasan apa yang harus ia buat agar Bram membatalkan rencananya? Apakah ia harus berpura-pura sakit?

"Iya, Dik. Kau tidak usah khawatir. Acaranya cuma sebentar. Kamu ikut saja, agar percaya. Aku tidak akan macam-macam kok. Buat apa berbohong? Kalau sejak awal curang maka aku bisa pergi diam-diam."

Meski reuni diadakan di kota sebelah, tak jadi masalah. Reuni perak yang diadakan oleh alumni sebuah SMP negeri hanya terjadi sekali, dan tak bisa diulangi. Itulah alasan Bram.

Namun Miranti tetap tidak tenang. Jika Bram datang ke acara reuni berarti ia akan bertemu dengan Rara, mantan kekasihnya. Miranti dan Bram sudah menikah selama lima tahun. Akan tetapi dia masih cemburu saat nama itu disebut, apalagi ditemui.

****

Keesokan harinya, Miranti dan Bram sudah datang ke sebuah aula gedung pertemuan. Miranti bertekad ia harus mengalahkan pesona Rara. Ia mengenakan blus warna merah jambu dan rok panjang warna senada. Rambut ikalnya disisir rapi, dan antingnya memancarkan keindahan kilau keperakan.

Di luar dugaan, Bram tampak tidak terlalu mempedulikan penampilan. Ia hanya memakai kemeja dan celana jeans. Namun ia tetap percaya diri lalu menggandeng tangan Miranti menuju aula.

"Bram! Makin ganteng saja!"

Aduh! Baru saja dibatin, Rara sudah datang. Untung Miranti ikut, kalau tidak mungkin Rara tak segan untuk bersalaman dan mencium kedua pipi Bram.

"Ra, kenalkan ini istriku, Miranti."

Rara menyalami Miranti kemudian berbasa-basi sejenak. Sementara Miranti sudah panas hati. Siapa yang tidak cemburu ketika ada wanita lain yang memuji suaminya?

Apalagi Rara berbisik-bisik dengan Bram. Pria itu kemudian menggandeng tangan Miranti menuju tempat parkir. Sedangkan Rara juga melakukan hal yang sama.

Apa yang terjadi? Apakah Bram akan berbuat sesuatu yang buruk? Bram menyuruh Miranti naik mobil. Kendaraan mereka mengikuti sepeda motor di depan. Sepeda motor Rara?

Apa Bram belum melupakan sosok Rara lalu menyesal menikahi Miranti? Aduh! Seharusnya Miranti tidak usah datang ke reuni suaminya. Namun ia juga takut kalau batal ikut, Rara akan berbuat asusila.

Mobil berhenti di sebuah lapangan. Bram langsung turun, sementara Miranti kebingungan. Ada apa ini?

Bram langsung menggandeng tangan Miranti. "Aduh, mesranya! Aku jadi ingin punya suami juga!" ucap Rara yang ternyata berjalan di belakang mereka.

Miranti mendesah. Apakah Rara berkomplot dengan Bram?

"Silakan masuk!"

Rara berhenti di depan sebuah rumah berdinding kelabu. Milik siapa?

Rara membuka pintu. Miranti melangkah dengan hati-hati. Sementara Bram setengah berlari menemui seorang wanita tua di ruang tengah.

"Bu Kam! Ini aku Bram! Maaf Bu, dulu aku sering nakal. Belakangan aku mimpiin ibu. Teringat perbuatanku yang dulu. Setiap hari beli 5 pisang goreng tetapi hanya membayar 2. Akan kubayar semuanya sekarang, Bu!"

Miranti baru paham mengapa Bram ngotot ingin datang ke reuni. Rupanya sang suami menyesal karena dulu suka berbohong dan curang! Ah, ia jadi ingin minta maaf ke Rara karena berpikir yang tidak-tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun