Mohon tunggu...
Avizena Zen
Avizena Zen Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, Blogger, Penulis konten, dan Penerjemah bahasa Inggris

Penulis buku Kakeibo. Blogger. Hobi menulis, memasak, dan menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Natura, Kota Terakhir di Bumi

15 Juli 2024   13:51 Diperbarui: 15 Juli 2024   13:53 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pexels

Kupandang tabung-tabung oksigen yang masih tersisa di gudang. Tuhan, sampai kapan cobaan ini berakhir? Ah, ini bukan cobaan tetapi sebuah kesalahan. Seharusnya manusia tidak bertindak rakus dan membabat pepohonan demi membangun hutan beton, karena akan membuat bumi tersakiti.

Suasana Kota Natura semakin sepi. Sepertinya semua penduduk sudah berkumpul di dekat pesawat luar angkasa. Biarlah aku menyendiri di sini, mungkin sampai nyawa terambil....

Ah, aku kan laki-laki. Buat apa galau dan menyerah begitu saja? Kuambil beberapa tabung kaca lalu kulanjutkan kerjaku di laboratorium pribadi. Beberapa cairan kuteteskan, kucatat baik-baik hasilnya.

Segelas cairan hijau sudah terbentuk. Segera kusiramkan ke halaman depan rumah. Sedetik, semenit, lima menit. Tanah yang awalnya berwarna kelabu pelan-pelan mencokelat. Aha!

Segera kugemburkan tanah lalu kumasukkan satu biji jeruk ke dalamnya. Komat-kamit aku berdoa, semoga pohon jeruk ini tumbuh dan kembali menyuburkan bumi. Tuhan, maafkan aku karena baru ingat keberadaan-Mu dalam keadaan terdesak.

DHUARR!!

Aku melihat ke arah langit. Ada tabrakan pesawat? Oh, tidak! Ternyata pesawat luar angkasa mengalami kecelakaan dan langsung hancur seketika. Ibu! Klara! Sekarang hanya aku manusia yang tersisa di bumi.

"Evan!"

Apakah ini hanya halusinasi? Klara datang!

"Evan! Aku berhasil kabur. Ternyata Mr. Melon sudah berangkat dulu ke Mars. Sementara penduduk bumi yang tersisa harus naik pesawat luar angkasa. Mereka akan dijadikan budak oleh iblis tersebut," Klara bercerita sambil terengah-engah.

Kupeluk Klara erat-erat. Kami akan berjuang berdua di bumi. Hidup dari nol seperti Adam dan Hawa. Mencoba menyuburkan kembali bumi tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun