Papii!
Bu Djaya merengut. Handuk tersampir di bahunya. Wanita yang bernama asli Syarlena (bukan Syahrini) tampak naik pitam.
Pak Djaya yang dipanggil diam saja. Pria berkumis lebat (mirip kumisnya Mas Adam nul itu lho) tampak tenang. Menggoreng tempe di minyak yang sudah kecokelatan.
"Papi, minyaknya udah jelek! Ganti yang baru!"
Namun dia malah asyik menggoreng, bagaikan ikut lomba memasak di tipi.
"Udah Mii. Minyaknya lumayan, belum berwaena hitam. Kalau tengik entar gak bakalan deh. Paapi jamin.
Bu Djaya geleng-geleng kepala lihat kelakuan suaminya. Mereka sudah menikah selama 10 tahun. Namun ada saja kekonyolan yang terjadi.
Pak Djaya tidak merespon. a mengambil tempe dengan serokan lalu memotongnya jadi kecil. Potongan pas saja. Tidak usah rumus matematika, berapa luas persegi pada tempe ini?
Setelah itu Pak Djaya mengambil wajan lain. Berwarna kehitaman. Wajan itu sudah berusia 10 tahun tetapi masih saja dipakai.
Potongan tempe pun masuk ke wajan, disusul dengan 1 sdm minyak dan 2 sdm kecap.
" Jadi! Orek tempe enak!"
Bu Djaya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Papi aja yang makan! Tempenya udah kemarin. Mami ogah!"
Pak Djaya menimpali. "Lho kan udah digoreng dan dibumbui. Mubazir kalau dibuang!"
"Kecapnya udah kedaluwarsa Papi sayang! Waktu itu mau mami buang tapi papi larang. Malah dimasukin kulkas!
Pak Djaya bingung. Mau membuang tempe, sayang. Mau dimakan takut keracunan.
Bu Djaya memegang HP, mau pesan delivery order.
Ada yang suaminya pelit juga?