Ini merupakan kenang-kenangan yang tidak akan kulupakan selamanya dan akan terus ada sepanjang hayat.
Menurut ibuku gambar ini diambil pada saat almarhum bapakku baru memiliki kamera yang dipakai beliau untuk mencari rejeki sebagai tukang foto keliling, yang selama ini beliau meminjam kamera dari kawannya. Pada saat itu aku baru berusia 5 tahun baru selesai mandi menunggu beliau untuk membawaku sekedar keliling desa dengan motor CB beliau.
Aku menunggu dirumah kakek dari ibuku pada saat itu kami tinggal bersama kakek dan nenekku sambil bermain disekitar rumah karena aku tahu kalo sudah jam segini (+ 16.30 WIB) Bapakku pulang dari pencarian nafkah buat kami.
Tidak lama kemudian dari kejauhan aku mendengar suara motor ayahku. "Bapak... Bapak... Ibu... Bapak pulang" sorakku kegirangan. Aku pun berlari mengejar motor Bapakku. Bapakku tersenyum melihatku (walau baru aku tahu hari ini setelah menjadi orang tua betapa beban hidupnya begitu berat, tepi tetap tersenyum setelah melihat keriangan anaknya). Bapakku pun berhenti sebentar dan menggendong aku untuk menaiki motornya dan melanjutkan perjalanan ke rumah Kakekku. Setelah sampai rumah akupun digendong lagi dan didudukkan di kursi. "Jangan bergerak ya nak" Bapakku berkata. Jepret !!! nah seperti itulah ekspresiku saat itu.
Ini adalah foto yang akan kukenang selamanya.
Semoga amal dan ibadahmu diterima disisi-NYA dan mendapatkan tempat terbaik disisi-NYA. Amin.
Aku bangga menjadi anakmu..!!!
Cilegon, 18 Januari 2016.
#Edisi kangen Bapak.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H