Mohon tunggu...
Aeron Brusen
Aeron Brusen Mohon Tunggu... Koki - Science Fiction Writer

Seorang aspire writer dengan spesialisasi di bidang Fiksi Ilmiah atau Science Fiction.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lunar

6 September 2024   23:06 Diperbarui: 7 September 2024   00:08 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    "Ayunda, saat kau membaca pesan ini, mungkin aku telah tiada. Maafkan aku tak bisa menepati janji. Dengar, jika kau merindukan aku, pandangilah rembulan. Aku ada di sana, dan akan terus mengawasimu sampai akhir waktu. Jujur, aku sangat bersyukur karena kau telah menjadi bagian dari kisah hidupku, sama sekali tidak ada penyesalan dalam diri ini. Dan juga, Ayunda, terima kasih, karena sesungguhnya, kau adalah cinta pertamaku."


    Membaca pesan itu, Ayunda meraung sejadi-jadinya. Kenangan indah bersama Brahma, senyumnya, tawanya, impiannya, semuanya terbayang kembali di ujung matanya.

    Dengan hati yang hancur, Ayunda menggigit bibirnya. Ia menyimpan sebuah penyesalan yang mendalam---ia tidak sempat mengungkapkan pada Brahwa bahwa ia adalah cinta pertamanya.

    "Brahma," bisiknya, suaranya terputus-putus. "Aku sangat merindukanmu." Ia menggigit giginya, menahan letupan tangis.

    Dalam kegelapan malam, ia merasakan kesepian yang menyakitkan. Kesedihan tak berujung menghimpitnya, seolah menatap bulan adalah hukuman ilahi. Meski sebenarnya, di antara gemerlap bintang-bintang yang jauh angkasa, Brahma akan selalu mengawasi dan menemaninya, selamanya, meskipun rembulan tak lagi bersinar.

Lunar (dokpri)
Lunar (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun