Kebanyakan, novel fiksi ilmiah yang bertebaran di platform menulis seperti Wattpad, Web Novel, atau yang dijual di toko buku, hampir semuanya menggunakan pola seperti ini, kombinasi antara hard dan soft science.
Saya pribadi memilih menulis novel science fiction menggunakan pola ini. Saya menggabungkan hard science saat membahas tentang DNA, dan soft science saat membahas dunia setelah perang dunia ketiga. Ada juga hubungan asmara dan sejenisnya seperti bromance.Â
A Little Piece of DNA
A Little Piece of Hope
Seberapa Penting Fiksi Ilmiah?
Sudah sangat biasa kalau para penulis fiksi ilmiah, selalu menggunakan teori ilmiah yang asli untuk dijadikan dasar, dari sebuah cerita yang menarik. Triknya adalah, menggunakan fakta-fakta ilmiah, untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan—menggambarkan konsekuensi dari perkembangan teknologi yang pesat.Â
Contohnya seperti novel fiksi ilmiah yang ditulis oleh Issac Asimov "I, Robot", yang kemudian diangkat menjadi film, dan diperankan dengan sangat ikonik oleh aktor Will Smith. Jika dunia dipenuhi oleh robot canggih, bukan tidak mungkin, suatu waktu, para akan robot memberontak, dan ingin balik menguasai dan mengontrol manusia. Ada contoh lain, seperti film Terminator. Film ini menggambarkan konsekuensi dari sebuah artificial intelligence yang terlalu canggih, yang akhirnya mengembangkan kesadarannya sendiri: Skynet.
Tidak perlu saya jabarkan lebih jauh, karena jika kalian adalah pecinta science fiction, maka sudah pasti pernah mencicipi film ini. Sebenarnya masih ada banyak contoh, tetapi saya rasa ini sudah cukup.Â
Dengan berlatih menulis fiksi ilmiah, kita akan belajar untuk mengumpulkan data, serta informasi yang bermanfaat bagi para pembaca, maupun penulis itu sendiri. Dengan membaca fiksi ilmiah, kita akan membuka wawasan baru, dan perspektif yang luas tentang alam semesta ini.Â