Mohon tunggu...
Aeres M. Sofida
Aeres M. Sofida Mohon Tunggu... -

mompreneur\r\nhttp://mbafi.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jualan, Siapa Takut!

10 Desember 2011   12:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:34 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin saya terhubung kembali dengan seorang teman esde yang sudah lebih dari seperempat abad ngga ketemu. Bahkan saya semfet loading lama mengingat-ingat profilnya jaman esde dulu. Cerita-cerita lah kita, lepas esde lanjut ke SMP mana, SMA mana, kuliah dimana, lulus lanjut kemana. Waktu cerita saya sampai di, "...dan gw nyambil dagang apaaa aja yg gw suka.." saya ngga nyangka komentarnya, "waah klo gw sih nggak bisa dagang Fi... bingung mulai dari mana... udh pesimis duluan.. ngga bakat keknya... lagian klo sekarang baru mulai, udh ketuaan Fi..."

Bisa karena Bakat?


Uduuuh dagang mah bakat alami setiap manusia sejak lahir. Dulu waktu kita masih bayi, blom bisa ngomong, klo kita laper atau haus atau minta ganti popok yg basah, kita pasti menangis. Mungkin awalnya merengek, tapi saat ibu kita cuek, kita mulai berinovasi, dan tangisan kita semakin keras. Menangis itu juga 'jualan' loh.


Setelah lulus kuliah, lalu melamar pekerjaan dari perusahaan ke perusahaan, melalui psikotes dan wawancara, saat itu kita juga sedang 'menjual' diri, mengaku bisa ini bisa itu, punya ijasah ini dan sertifikat itu, dengan harapan perusahaan tersebut mau membeli waktu, tenaga, pikiran dan ketrampilan kita dengan bayaran gaji yang pantas.


Juga saat ada promosi jabatan dan kenaikan gaji, perusahaan melakukan asesmen kinerja kamu selama setahun, sebelum memutuskan apakah kamu pantas naik pangkat dan terima bonus lebih, kamu harus membuktikan bahwa kamulah orang yang bisa diandalkan di posisi tersebut. Kamu harus 'jualan' ide kepada bos-bos-mu.


Begitu juga saat kamu mau menikah dengan seseorang. Kamu 'jualan' imej, citra diri, kepada calon pasanganmu, calon mertuamu dan calon iparmu. Ketika anak-anakmu remaja, kamu harus mengarahkan mereka menjadi pribadi-pribadi yang positif, kamu harus 'menjual' ide sampai anak-anakmu 'membeli' visi kesuksesan dunia akherat. Jualan, menurut hemat saya itu jauh lebih gampang, dari pada mendidik anak.


Muhammad Saw itu pernah hidup sangat kaya raya, dari perdagangan. Sejak muda beliau telah diajak pamannya berdagang lintas benua. Pengalaman berbisnis ini turut mempengaruhi kesuksesan beliau sebagai pemimpin, baik dalam keluarga, maupun sebagai pemimpin negara. Jadi, berbisnis itu juga artinya menjalankan salah satu sunnah Nabi Saw.


Saya sendiri sukaaa banget dagang, krn saya bisa bersosialisasi dengan banyak teman baru. Saya bisa belajar banyak, dari mendengar sharing pengalaman hidup, mulai kesehatan, parenting, cinta, manner, bisnis, agama, dan sebagainya. Begitu dpt masalah, jadi punya banyak pilihan SOLUSI. Klo dulu terkenal ratu jutek, sekarang saya jadi bisa lebih banyak tersenyum maniis, krn jarang bokek :P


Tau ga, Kolonel Sanders baru mulai usaha resep ayamnya di usia 60 tahun loh.. Kita bisa mulai bisnis dari hal-hal yang kita suka/hobby. Contoh, klo kamu suka musik, kamu bisa buka studio musik, atau kursus musik. Klo kamu suka kuliner, kamu bisa buka warung makan atau cafe. Klo kamu suka fesyen, kamu bisa buka butik. Klo kamu suka baca, kamu bisa buka toko buku atau jualan e-book. Klo kamu hobby online, kamu bisa jualan apaa aja sambil nge-Net. Dagang itu juga nggak melulu jualan barang kok. KLo kamu punya ketrampilan tertentu, kamu bisa ngajar, itu sama aja jualan juga, jualan waktu kamu, jualan skill.


Musti Pinter Ngomong?

Mungkin ada benarnya. Tapi tidak semua orang yang pinter ngomong, sukses berbisnis. Yang pasti, faktanya, orang-orang yang sukses adalah mereka yang pintar menjalin hubungan baik dengan banyak orang.


Malu? Takut ditolak?


Ingatlah, jualan itu masih jauh lebih mulia dari pada meminta2, ngemis, ngutang, atau mrebut suami org, pun korupsi. Jadi kenapa harus malu? Penolakan itu bagus, artinya ada hal yang perlu kita perbaiki, introspeksi, evaluasi. Apakah kita tidak mau menjadi pribadi yang lebih baik?


Jualan itu semudah menjawab pertanyaan, "Dimana yaa, dkt2 sini, saya bisa beli es krim vanilla berlapis coklat Belgia yg terkenal itu?" Kalau org yg kita tanya menjawab Nggak-Tau, pilihan selanjutnya hanya dua : batal makan eskrim, atau, mencari orang yg tau dan mau ngasitau kita. :)


Jualan itu, bagi orang2 yg kepepet, ibarat sedang berada di tempat wisata yg baru pertama kali dikunjungi, trs kebelet BAB, bertanya, "Maaf dimana toilet?" Klo orang yg ditanya menjawab Nggak-Tau maka pilihannya cm dua : tanya sm org lain cari sampe nemu, atau, tahan aja tu BAB sampe pulang! :D


Orang-orang terkaya di dunia adalah semuanya pedagang, kegiatan mereka ya jualan, yang secara bahasa kerennya : BISNIS. Klo ada orang gajian yang hidup mewah berkelimpahan, boleh dipastikan kekayaannya itu dari hasil ngantor sambil berbisnis, atau jalan pintas korupsi.


Pengen mulai tapi pesimis?


Perasaan ini manusiawi kok, krn kamu blom punya ilmunya, atau yang kamu dengar seumur hidupmu adalah cerita-cerita negatifnya aja orang bisnis, mungkin selama ini kamu lebih banyak denger curhat orang-orang yang gagal, jadi kamu nggak berani mulai. ATM = Amati Tiru Modifikasi. Pelajari cara orang yg sukses berbisnis. Ngapain aja mereka, dari awal, sampe sukses, bagaimana mindset mereka menghadapi tantangan dalam bisnis.


Semua pemula pasti butuh menthor/guru yang bisa mengarahkanmu kepada kesuksesan. Join KOMUNITAS bisnis. Bisnis itu nggak melulu harus mempersiapkan A-Z dulu sampe mateng dulu.. huuu.. yang ada malah nggak mulai-mulai. Persiapan secukupnya saja, take action, langsung kerjain, sempurnakan sambil jalan. Bisa laaah.. insyaAllah Pasti Bisa! Yuk bisnis yuk! :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun