Rindu menghukumku dengan jarak
memenjarakanku dalam dekapan haru
kala mengingat lamunan gambar wajahmu
rindu menghukumku dengan waktu
menautkan pikiran yang menjalar liar
tatkala jiwa mengarungi derai keraguan
Rindu mengusik pikiranku tentangmu
Tangan yang biasa ku genggam
Jemari yang biasa ku sentuh
Untuk sementara kulepas perlahan
Sentuhan tangan yang biasa membelai wajahku
Aroma nafas tubuhmu yang biasa kuhirup
Aroma khas tubuhmu
Senyummu, tawamu, candamu, tidurmu, amarahmu dan semua tentangmu
Membuatku ingin segera terbebas dari penjara yang menikamkuÂ
Rindu memberiku kesempatan
Dari beberapa pelajaran berharga
Bahwa sebaik-baiknya menjaga rindu
Adalah doa yang senantiasa dilangitkan atas namamu
Selamat malam wahai pujaan hati
Terjagalah dengan wajahmu yang berseri-seri
Akan kutebus kerinduan ini
Yogyakarta, 15 Dzul Qo'dah 1444 H.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H