Suatu negara, organisasi atau institusi memiliki orang yang bertugas untuk menjadi pemimpin dalam suatu departemen. Kepemimpinan dapat disimpulkan sebagai keahlian yang dimiliki seseorang yang dapat menjadi contoh untuk orang lain sehingga tujuan bersama dapat tercapai. Mentri Keuangan Indonesia yaitu Ibu Sri Mulyani mengatakan " Jenis kelamin tidak mempunyai perbedaan untuk dapat menjadi seorang pemimpin ". Perempuan kelahiran Bandar lampung, 26 Agustus 1962 tersebut menjadi sorotan publik akibat dipercayanya sebagai Mentri Keuangan Indonesia 2 periode.
kepemimpinan yang digunakan seorang pemimpin wanita yang berpikir rasional, jujur serta tegas ini mampu membawa nama baik bagi Indonesia. Sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia tentunya bukan hal yang mudah karena akan berdampak dengan kelanjutan hidup Negara Indonesia.
Menurut Harley dan Blackhard bahwa motivasi para pegawai atau bawahan menjadi sebab suatu pemimpin bisa berpikir kritis dengan tujuan yang sama dalam organisasi. Lalu apa hebatnya Ibu Sri Mulyani? GayaKepemimpinan Ibu Sri Mulyani menggunakan gaya kepemimpinan transformasional atau biasa disebut kepemimpinan sejati. Gaya transformasional yang digunakan beliau dlihat dari perubahan besar positif yaitu ekonomi makro di Indonesia yang dapat distabilkan, kebijakan fiskal yang prudent dapat dipertahankan, biaya peminjaman mengalami penurunan dan yang mengejutkan adalah banyak investor yang dapat percaya kepadanya.
Ibu Sri Mulyani mengatakan "apabila kita konsisten, mereka akan percaya, akan terhubung, hormat dan pegawai nantinya akan menjadi attach" Selain memiliki gaya kepemimpinan Ibu Sri Mulyani memiliki tipe kepemimpinan yaitu demokratis. Ibu Sri Mulyani selalu mengutamakan komunikasi antar pegawainya, sebagai pemimpin beliau tidak memperlihatkan bahwa beliau harus dilayani dan dipatuhi, Bagi Ibu Sri Mulyani yang terpenting adalah hubungan antara beliau dan pegawainya.
Dari kutipan tersebut menggambarkan Ibu Sri Mulyani sebagai seorang pemimpin yang:
1. Mengabaikan Perbedaan Jenis Kelamin
2. Menerapkan Gaya Kepemimpinan Transformasional
3. Menekankan Konsistensi dan Kepercayaan
4. Menggunakan Pendekatan Kepemimpinan Demokratis
5. Menilai Hubungan dengan Pegawai sebagai Prioritas
6. Pentingnya Penghargaan terhadap Konsistensi
Ibu Sri Mulyani diakui sebagai pemimpin yang mampu membawa perubahan positif dan membangun fondasi yang kuat untuk keberlanjutan dan pertumbuhan, seorang pemimpin yang tidak hanya fokus pada hasil kinerja, tetapi juga memahami pentingnya hubungan dan nilai-nilai yang melibatkan seluruh tim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H