Mohon tunggu...
Adzanza Tauhid
Adzanza Tauhid Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa Semester 5 Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sister City Jakarta -Beijing di Sektor Tata Kota

15 Juni 2023   20:25 Diperbarui: 15 Juni 2023   20:35 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerjasama sister city antara Jakarta dan Beijing dalam sektor perencanaan kota dapat menjadi langkah yang bermanfaat bagi kedua kota. Dalam kerjasama ini, Jakarta dan Beijing dapat saling bertukar pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dalam perencanaan kota untuk meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan mereka.

Melalui kerjasama tersebut akan terjadi pertukaran pengetahuan karena Jakarta Dan Beijing dapat saling berbagi pengetahuan kedua kota tersbut mengenai tata perencanaan kota. Waawasan tentang perencanaan tata kota antara lain adalah pendekatan baru, teknologi, dan inovasi dalam menghadapi urbanisasi dengan harapan kedua kota tersebut dapat menemukan solusi yang lebih efektif dalam masalah perkotaan.

Selain itu, kedua kota dapat melakukan pengembangan strategi bersama dalam perencanaan kota yang sesuai dengan karakter masing-masing. Pengembangan strategi bersama yang sesuai dengan karakter masing-masing kota akan menghasilkan rencana yang lebih komperehensif.

China merupakan negara maju dengan infrastruktur public yang memadai, dengan adanya kerjasama ini Indonesia dapat menerapkan kemajuan infrastruktur China guna menopang pembangunan daerah. Kemajuan infrastruktur yang dapat dicontoh Jakarta dari Beijing meliputi jaringan kereta api bawah tanah, pengelolaan obyek wisata kota, penyediaan air bersih bagi penduduk, serta pelayanan kesehatan masyarakat kota.

Pembangunan jaringan kereta api bawah tanah merupakan bukti bahwa Beijing sudah dapat menerapkan pengembangan transportasi publik yang efisien sebagai wujud implementasi perencanaan transportasi yang berkelanjutan. Bukti dari kerjasama kedua kota tersebut di Indonesia adalah dengan dibangunnya Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid  Transit (LRT)

MRT dan LRT memiliki peran penting dalam menyediakan transportasi massal yang efisien, mengurangi kemacetan, meningkatkan mobilitas, dan mengurangi dampak lingkungan dari transportasi di Indonesia. Keduanya merupakan bagian integral dari upaya untuk menciptakan sistem transportasi perkotaan yang lebih berkelanjutan.

Kehadiran MRT dan LRT memiliki peran sebagai pengurang kemacetan dan peningkatan efisiensi, dengan menyediakan alternatif transportasi yang cepat dan terjadwal, LRT membantu mengurangi kepadatan lalu lintas jalan raya dan kemacetan di daerah perkotaan. Kedua transportasi tersebut juga membantu mengurangi waktu perjalanan dan meningkatkan efisiensi transportasi dalam kota.

Potensi kelemahan yang perlu diperhatikan. Beberapa di antaranya meliputi Perbedaan skala dan kompleksitas. Beijing adalah ibu kota China yang memiliki ukuran dan kompleksitas perkotaan yang sangat besar.

Jakarta juga merupakan ibu kota yang padat dan memiliki tantangan perkotaan yang kompleks. Perbedaan skala ini dapat menghasilkan kesulitan dalam mengadaptasi dan menerapkan praktik perencanaan kota yang sama antara kedua kota.

Permasalahan politik dan diplomasi, faktor politik dan diplomasi antara China dan Indonesia dapat mempengaruhi kerjasama sister city. Hubungan politik yang kompleks antara kedua negara dapat menciptakan tantangan dalam melaksanakan proyek bersama dan pertukaran pengetahuan secara efektif.

Keterbatasan sumber daya: Jakarta dan Beijing mungkin menghadapi keterbatasan sumber daya dalam mengimplementasikan proyek perencanaan kota. Baik dalam hal keuangan, infrastruktur, atau sumber daya manusia yang terbatas, hal ini dapat menjadi hambatan dalam menjalankan kerjasama secara maksimal.

Perbedaan prioritas dan kepentingan: Beijing dan Jakarta mungkin memiliki prioritas dan kepentingan yang berbeda dalam perencanaan kota. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mencapai kesepakatan dan keselarasan dalam tujuan dan rencana yang akan dilaksanakan. Meskipun ada potensi kelemahan dalam kerjasama sister city antara Beijing dan Jakarta, dengan komunikasi yang baik, pemahaman yang mendalam tentang perbedaan konteks, dan upaya kolaboratif yang kuat, kelemahan ini dapat diatasi. Penting untuk membangun kerangka kerja yang jelas, transparansi, dan saling pengertian untuk mencapai manfaat maksimal dari kerjasama sister city dalam sektor perencanaan kota.

Pada akhirnya, kerjasama sister city Jakarta dan Beijing dalam sektor perencanaan kota dapat membawa manfaat yang signifikan bagi kedua kota. Melalui kolaborasi ini, Jakarta dan Beijing dapat saling mendukung dan memperkuat upaya mereka dalam menciptakan kota-kota yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berkualitas bagi penduduknya.

 

Kerjasama sister city antara Beijing dan DKI Jakarta juga dapat menghadapi beberapa hambatan yang perlu diperhatikan. Beberapa hambatan tersebut antara lain,adalaj,erbedaan bahasa dan budaya: Bahasa dan budaya yang berbeda antara Beijing (China) dan DKI Jakarta (Indonesia) dapat menjadi hambatan dalam komunikasi dan pemahaman yang efektif antara kedua pihak. Perbedaan ini dapat memperlambat proses koordinasi dan pelaksanaan proyek bersama.

1.Perbedaan sistem politik dan administrasi: Beijing dan DKI Jakarta memiliki sistem politik dan administrasi yang berbeda. Perbedaan dalam kebijakan, prosedur, dan struktur pemerintahan dapat mempengaruhi efisiensi kerjasama dan pelaksanaan proyek yang melibatkan kedua kota.

2.Keterbatasan sumber daya dan keuangan: Baik Beijing maupun DKI Jakarta mungkin menghadapi keterbatasan sumber daya dan keuangan dalam melaksanakan proyek perencanaan kota. Keterbatasan ini dapat membatasi kemampuan kedua pihak untuk berkontribusi secara optimal dalam kerjasama sister city.

3.Tantangan transportasi dan kemacetan: Baik Beijing maupun Jakarta merupakan kota-kota dengan tingkat lalu lintas yang padat dan masalah kemacetan yang serius. Mengatasi masalah transportasi dan kemacetan dalam konteks yang berbeda ini dapat menjadi hambatan dalam mencapai hasil yang efektif dalam kerjasama perencanaan kota.

4.Perbedaan prioritas dan kepentingan: Beijing dan DKI Jakarta mungkin memiliki prioritas dan kepentingan yang berbeda dalam perencanaan kota. Perbedaan ini dapat mempengaruhi keselarasan dan fokus kerjasama, serta dapat menghambat implementasi rencana yang bersama-sama disepakati.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, penting untuk membangun pemahaman yang kuat, dialog terus-menerus, dan komunikasi yang baik antara kedua pihak. Menjalin hubungan yang erat dan memahami perspektif dan kebutuhan masing-masing pihak dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan ini dan mencapai kerjasama yang lebih efektif dalam perencanaan kota antara Beijing dan DKI Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun