Mohon tunggu...
Adzan DesarDeryansyah
Adzan DesarDeryansyah Mohon Tunggu... Dosen - Football Enthusiast, Lecture & Communications Expert

Adzan Desar adalah seorang Football Enthusiast, dan konten tulisan akan seputar tema sepakbola baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain itu konten pun akan berisi tulisan dengan tema sosbud dan pendidikan karena kebetulan penulis juga berprofesi sebagai dosen.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Rencana Gagal Garuda di Bahrain dan China

16 Oktober 2024   09:16 Diperbarui: 16 Oktober 2024   09:36 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejatinya, misi punggawa Garuda di lanjutan Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah mencuri 6 poin di Bahrain dan China yang notabene dua negara yang secara kualitas tidak terlalu jauh dengan Timnas Indonesia. Walau secara rangking kita kalah namun dengan skuad yang di miliki saat ini, kita optimis Garuda akan mengatasi perlawanan Bahrain, namun nyatanya dari dua pertandingan menghadapi kedua negara tersebut berakhir dengan hanya mendapat 1 poin hasil dari imbang melawan Bahrain dan kalah 2-1 dari China dikandang mereka masing masing.

Kita semua tau Drama yang tersaji Kamis pekan lalu di Bahrain dimana 3 poin pertama di Kualifikasi Piala Dunia Babak Ketiga di depan mata namun harus pupus karena Gol penyama kedudukan dari Marhoon saat memanfaatkan sepakan pojok di menit 97 dimana gol tersebut jadi perbincangan dunia internasional karena wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf. Kegagalan raih poin penuh di Bahrain gagal karena keputusan kontroversial tersebut dan di China Indonesia harus mengakui keunggulan China dengan skor 2-1. Secara permainan Indonesia memperlihatkan peningkatan siginifikan, jika saat lawan Bahrain bermain buruk saat di babak pertama namun setelah jeda Timnas berhasil membalikan ketertinggalan (comeback) sebelum di samakan kedudukannya di menit terakhir. Itu juga yang di lakukan punggawa Garuda di China yang bermain buruk di babak pertama hingga kemasukan 2 gol namun mendominasi di babak kedua dan hanya mampu membalas gol dari Thom Haye di menit ke 86.

Yang banyak di soroti dari pertandingan Indonesia vs China ialah keputusan STY yang merombak squad nya termasuk memasukan Shayne , Witan dan Asnawi dari awal babak padahal mereka sudah lama tidak masuk starting line up sehingga mungkin ball feeelingny juga bermasalah dan terbukti  yang dampaknya Shayne melakukan blunder sehingga menyebabkan Indonesia tertinggal 1-0 dari China padahal saat Indonesia kalah telah lawan Iraq di Busyra, Shayne adalah pemain yang paling menonjol lewat 1 gol indahnya.

Level tertinggi itu memang tidak mentolerir kesalahan bahkan sedikit kesalahan pun , Indonesia kalah karena kesalahan sendiri. Selain itu rotasi STY juga bisa kita pertanyakan dan kritisi, mengapa menyimpan Walsh dan memainkan Shayne  juga untuk Asnawi dan Witan yang sedang di periode buruknya. Pergantian STY membuahkan hasil kecuali Merselino yg juga underperform, tapi secara permainan tim ini cukup bagus walau kalah dengan skor 2-1. Alasannya sejak kapan kita bombardir China sepanjang satu babak ? baru kali ini!.

Sepanjang pertemuan di ajang FIFA atau AFC melawan China apalagi bermain sebagai tim tamu Indonesia selalu kesulitan dan berada di bawah tekanan sepanjang laga namun di pertandingan ini dari Babak Pertama di mulai permainan Timnas sudah terlihat menguasai pertandingan namun ya itu karena kesalahan dari Shayne dan keterlamabatan Jay Idzes kembali ke posisi atau membuat jebakan offside yang membuat China kembali dapat mencetak gol kedua nya di pertandingan ini. Memasuki babak kedua, permainan lebih menggila karena hampir jalannya babak kedua Indonesia terus mengurung hanya karena kreatifitas dan kurang klinis pemain penyerang membuat Indonesia baru mencetak gol lewat Thom haye di menit 86.

Terlepas dari hasil, melihat permainan nya sih sudah cukup memuaskan hanya tinggal mengasah ketajaman lini depan saja, apapun alasannya kesalahan Shayne dan lini belakang Timnas adalah kesalahan yang harus di bayar mahal dengan kekalahan dari sang "juru kunci" tapi bukan jadi alasan dan jalan bagi kita menghujat, menghina dan merendahkan STY, Shayne dan pemain pilihannya yang underperform. Menjadi hal biasa bagi seorang pemain siklus perpindahan yang cepat dari periode baik ke periode buruk dan ini harus kita sadari bersama karena pemain juga manusia namun evaluasi wajib dan pasti dilakukan oleh tim pelatih dan pemain.

Hasil di Grup C sungguh sulit di hitung secara matematis karena saat ini semua tim berpeluang lolos langsung dan ke babak keempat walau dengan persentase masing masing, berbenah Garuda. Persiapkan diri untuk terbang lebih tinggi bawa asa ke Piala Dunia dengan pengorbanan yang luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun