Mohon tunggu...
Adzan DesarDeryansyah
Adzan DesarDeryansyah Mohon Tunggu... Dosen - Football Enthusiast, Lecture & Communications Expert

Adzan Desar adalah seorang Football Enthusiast, dan konten tulisan akan seputar tema sepakbola baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain itu konten pun akan berisi tulisan dengan tema sosbud dan pendidikan karena kebetulan penulis juga berprofesi sebagai dosen.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tetaplah Menjadi Patriot

16 November 2023   20:22 Diperbarui: 16 November 2023   20:27 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetap Menjadi Patriot

Tulisan ini dibuat sesaat sebelum Timnas U-17 menyelesaikan pertandingan di Grup A Piala Dunia U-17

Sebuah kehormatan Indonesia ditunjuk FIFA sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-17 menggantikan Peru yang di nilai oleh FIFA tidak mampu menyiapkan sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan Timnas U-17. Ditengah keriuhan Indonesia yang di tunjuk FIFA sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-17 terselip cerita yang diyakini namun tidak pernah terpublikasikan secara resmi dari pihak terkait. Kita tahu bersama sebelumnya Indonesia sudah ditunjuk FIFA sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20 pada tahun 2023 ini namun karena ada penolakan dari beberapa pihak terkait kehadiran salah satu tim peserta Piala Dunia U-20 yang tak lain tim tersebut ialah Israel. Penolakan ini disuarakan oleh banyak pihak mulai dari politikus, ulama dan sebagian elemen masyarakat walaupun sebenarnya bukan karena penolakan pihak terkait yang membuat Piala Dunia U-17 batal, keputusan membatalkan Piala Dunia U20 di Indonesia tentu menyesakan semua pihak terutama pemain Timnas U20 Indonesia yang telah menyiapkan kurang lebih satu tahun untuk tampil di pagelaran ini. Namun batalnya Indonesia berpartisipasi Piala Dunia U-20 sebagai Tuan Rumah di dasari pada hal yang fundamental yaitu tidak adanya aturan kenegeraan yang berkekuatan hukum untuk memperbolehkan Israel masuk ke Indonesia. Beruntung alasan ini adalah alasan yang di pahami oleh FIFA atas audiensi Erick Thohir sebagai Ketua PSSI yang menjelaskan bahwa Israel masuk karena Undang Undang yang menghalangi hal tersebut, dan ini pun dapat di pahami FIFA karena FIFA tidak mungkin mencampuri urusan UU sebuah negara berdaulat seperti Indonesia. Dari audiensi tersebut jadilah keputusan FIFA menggeser Piala Dunia U-20 ke Argentina sebagai tuan rumah padahal Argentina sendiri gagal lolos memalui jalur kualifikasi saat itu, pemilihan Aregntina pun disinyalir karena adanya hubungan dekat antara Erick Thohir, Giantino dan Ketua Federasi AFA (PSSI nya Argentina) karena beberapa tahun sebelumnya AFA dan PSSI telah menjalin kerja sama dalam beberapa hal, mesra nya AFA dan PSSI disinyalir sebagai salah satu alasan FIFA menunjuk Argentina sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20.

Disini, legowo nya para pemain Timnas U-20 layak di apresiasi, sikap patriotik mereka yang rela gagal tampil di Tuan Rumah Piala Dunia U20 bukan karena kesalahan mereka tapi karena hal hal yang tidak mampu mereka sentuh dan ubah, para pemain Timnas U-20 layak mendapatkan apresiasinya atas persiapan maksimal yang telah mereka lakukan.

Life Must Go On, Indonesia ditunjuk FIFA sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-17 dan pertandingan Timnas U-17 diawali dengan perjuangan mereka melawan Ekuador, sang jawara Zona Conmebol yang berhasil mengangkangi negara tradisional di sepakbola dunia seperti Brazil dan Argentina. Pertandingan berlangsung sengit dan penuh perjuangan dari pemain Timnas U-17 Indonesia, terkhusus apresiasi untuk kiper Sang Garuda, Ikram yang berhasil membuat penyelamatan penting sehingga Timnas U-17 Indonesia dapat menahan imbang Ekuador sekaligus ini adalah poin pertama Timnas Indonesia di Piala Dunia walaupun masih kategori Piala Dunia kelompok usia.

Setelah melawan Ekuador, Timnas di hadapkan kepada partai kedua menghadapi Panama yang secara rangking FIFA kali ini berada di posisi 44 dunia sedangkan Indonesia selisih 100 tingkat di bawah Panama. Pertandingan kedua ini diharapkan dapat di manfaatkan oleh punggawa Timnas U-17 karena Panama secara mental cukup terganggu karena berhasil di comeback oleh Maroko di pertandingan pembuka Piala Dunia U-17. Pertandingan berakhir dengan skor 1-1 dan gol Indonesia kembali di cetak oleh Arkhan Kaka.
 
Tulisan ini bukan sekadar reportase hasil Timnas U-17 di pertandingan pertama dan kedua mereka di Piala Dunia U-17 namun juga kegelisahan dan keprihatinan penulis terhadap sikap sebagian masyarakat Indonesia yang mencemooh dan tidak mengapresiasi upaya para punggawa Timnas U-17. Dimedia sosial terutama di akun akun informasi sepakbola banyak netizen yang mencemooh dan menghina pemain. Miris? tentu! padahal yang mereka perjuangkan adalah harga diri bangsa di wakili oleh 11 pemain di lapangan.

Kita tentu melihat perjuangan luar biasa Pemain Timnas U-17 yang sekuat tenaga mengimbangi level peserta Piala Dunia U-17 di Indonesia lainnya, Indonesia adalah negara asia tenggara pertama yang bermain di Piala Dunia U-17 melalui jalur sebagai tuan rumah. Tim ini mulai kembali di persiapkan setelah kepastian FIFA menunjuk Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-17 setelah mereka melakoni laga terkahirnya di Kualifikasi Piala Asia U-17 yang juga pada saat itu Indonesia menjadi tuan rumahnya.

Miris ada komentar menganggap punggawa Timnas tidak bermain serius, tidak mau berjuang dan komentar miris lainnya. Miris karena itu keluar dari mulut anak bangsa kepada sesama anak bangsa yang masih berusia dibawah 17 tahun! yang berjuang mengharumkan nama bangsa dengan persiapan yang amat singkat.

Judul tulisan ini tetap menjadi patriot dimaksudkan untuk semua pihak,pemain timnas dan staff pelatih jelas tetap menjadi patriot apapun hasilnya di Piala Dunia U17 dengan indikator perjuangan mereka di Piala Dunia U17.

Tetap menjadi patriot juga harus berlaku untuk kita, yang diwakili oleh para anak anak punggawa Timnas U17 dan seorang patriot tidak akan pernah mencaci sesama anak bangsa dengan komentar yang merendahkan karena sikap patriotik yang diajarkan tokoh bangsa kita adalah sesama mendukung anak bangsa bukan nya saling merendahkan sesama anak bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun