Mohon tunggu...
Adzan DesarDeryansyah
Adzan DesarDeryansyah Mohon Tunggu... Dosen -

Senang sekali berkomunikasi dengan orang lain termasuk dengan orang baru karena dengan sering berkomunikasi dengan orang lain maka sebenarnya kita bukan hanya terbiasa menjadi pembicara yang baik tapi juga melatih diri menjadi seorang pendengar yang baik. Suka hal hal yang berhubungan dengan agama,sosial dan olah-raga. Semoga tulisan tulisan saya kedepan dapat bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Bola

PSSI Bisa Gak Sih?

24 Januari 2019   16:53 Diperbarui: 24 Januari 2019   16:58 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Boom... Semua mata pecinta dan pemerhati sepakbola nasional pada malam Rabu 23/01 kemarin mendadak tertuju pada acara Mata Najwa yang di pandu oleh Najwa Shihab yang mengulas tentang lanjutan apa langkah yang di lakukan PSSI terkait temuan temuan mutakhir yang mencengangkan publik sepakbola nasional. 

Seperti yang sama sama ketahui setelah acara Mata Najwa dengan episode PSSI Bisa Apa jilid 2 di hadapan publik dan di sebelah Menpora polllmengatakan bahwa setelah menyaksikan dan mendengarkan keluhan keluhan yang di sampaikan publik terutama korban korban mafia sepakbola nasional yang langsung mendatangi dan resmi membuat laporan terkait pengalaman pahitnya dengan para mafia. Diantara nya adalah Madura FC, Persebara Banjarnegara dan yang terakhir adalah Persijap Jepara FC.

Nah, menindak lanjuti laporan Madura FC dan Persebara Banjarnegara Polri langsung beraksi membuat Satgas Anti Mafia beberapa hari setelah pada malam acara Mata Najwa dengan tema PSSI Bisa Apa Jilid 2 Bapak Tito Karnavian mengatakan bahwa akan membuat Satgas Anti Mafia Sepakbola.

Pergerakan nya cukup impresif, ibarat kan di pertandingan sepakbola sesungguhnya, Satgas ini adalah pemain berpengalaman yang masuk ke lapangan dan langsung banyak menggocek pemain lawan dengan gocekan yang lihai. Tinggal menunggu waktu dimana Satgas 'mencetak gol' dengan berhasil menahan beberapa petinggi PSSI yang seharusnya bertanggung jawab.

Harapannya mereka para petinggi PSSI tidak terlibat atau minimal seharusnya mereka tahu akan hal ini, karena jika mereka tau hal ini seharusnya mereka yang memulai untuk melaporkan dan bekerja sama dengan Polri dalam urusan ini.

Namun sayang PSSI sebagai institusi seakan tidak tahu ( atau tidak mau tahu ) padahal orang orang yang ada di dalam yang menjalankan organisasi PSSI ini adalah orang orang lama atau bahasa halusnya orang yang berpengalaman dalam mengurus hal sepakbola di Indonesia, karena rata rata mereka sudah berada di PSSI lebih dari 5 hingga 10 tahun.

Logika kita tentu mengarah bahwa seharusnya mereka tahu dan mereka yang paham minimal bisa menduga gerakan mafia ini bergerak seperti apa.

Namun yang terjadi malah sebaliknya ..nah di acara PSSI Bisa Apa jilid 3 perwakilan PSSI diwakili Exco ( sebenarnya di FIFA sudah tidak dikenal Exco tapi sebutan di FIFA berubah menjadi council ) Gusti Randa datang dan mencoba menjelaskan kepada publik mulai dari pengunduran diri Edi Rahmayadi yang desas desus berdasarkan surat yang beredar di media sosial bahwa keputusan Edi Rahmayadi mundur karena ada Mosi Tidak Percaya dari para voters menariknya Mosi Tidak Percaya itu di inisiasi oleh beberapa petinggi PSSI yang mengadakan pertemuan di hotel Royal Kuningan bersama para voters ( katanya ) diantaranya yang hadir adalah Gusti Randa, Haruna Soemitro ( manajer Madura FC ) bahkan Gusti Randa sendiri menyebut bahwa hadir juga seorang Djoko Driyono.

Kehadiran itu katanya tidak bermasalah, tapi masalah besarnya adalah bahwa ada voters yang berhasil di wawancara oleh tim mata najwa mengatakan bahwa dalam pertemuan itu melakukan penandatanganan surat yang isinya mosi tidak percaya pada Edi Rahmayadi, namun yang menarik perhatian adalah pengakuan voters yang mengaku di beri 1.000 dolar Singapura selain di ganti biaya perjalanan ke Jakarta nya.

Amazing yaa, apa alasannya sampe ada uang yang berkeliaran ?? Sekitar 3 hari sebelum kongres PSSI di Bali itu digelar dan membuat mosi tidak percaya pada Edi Rahmayadi yang memang layak mundur dan bisa mundur dengan permintaan voters di kongres.

Miris yaa melihat realitas yang ada bahwa pengurus organisasi yang besar dan banyak masyarakat suka karena salah satu organisasi yang bisa jadi pelipur lara dan memberikan semangat di urus oleh orang orang seperti ini.

Tema PSSI Bisa Apa Jilid 3 mengambil tema saatnya revolusi, saya kira ini tepat dengan melakukan revolusi. Revolusi yang paling mudah adalah meminta ( mungkin dapat dengan paksa ) mereka yang sekarang ada di jajaran pengurus PSSI untuk mundur dari jabatannya masing masing sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kejadian memalukan yang terjadi di PSSI saat ini atau jika tidak mau saya kira pemerintah bisa melakukan tekanan kepada PSSI untuk segera dibersihkan, jika memang langkah tersebut terganjal dan selalu di ancam akan melanggar statuta FIFA yang berujung banned maka saya pikir mundur satu langkah demi lompatan beberapa langkah kedepan untuk PSSI dan sepakbola Indonesia kedepannya maka jangan takut bagi pemerintah untuk  benar benar membersihkan PSSI dengan orang orang yang kompeten.

Biarkan pun jika nanti di sanksi, asal sanksi tersebut benar benar di manfaatkan untuk membenahi PSSI dengan diisi oleh orang orang yang paham dengan Sepakbola bahkan saya mengharapkan ada statuta baru atau peraturan pemerintah bahwa yang berhak jadi pengurus adalah orang yang berlatarbelakang sepakbola seperti mantan pemain dan pelatih sepakbola.

Sepakbola bersih dari mafia, Timnas berprestasi!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun