Mohon tunggu...
Adyta Husein
Adyta Husein Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kerja Nyata Terangi Negeri

25 Oktober 2016   19:22 Diperbarui: 25 Oktober 2016   19:40 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan kondisi alam yang demikian, tentu saja akan banyak sekali tantangan yang dihadapi, salah satunya adalah medan kerja yang berat. Belum lagi jika kondisi alam sedang tidak bersahabat ketika sedang ada gangguan, kadang kami harus bekerja di tengah hujan lebat disertai angin, bahkan bekerja di tempat yang rawan longsor (kadang dengan membawa material seperti tiang, kabel, dan peralatan lainnya). Namun demikian, hal tersebut tidak mengurangi semangat kami, agar listrik yang padam di rumah pelanggan, dapat menyala sesegera mungkin.

Seringnya terjadi kondisi krisis listrik dimana pembangkit yang kami miliki tidak dapat memikul beban atau sedang berada dalam kondisi “sakit” sehingga perlu perbaikan yang memakan waktu, menjadikan para pelanggan kami terkena imbasnya. Pelanggan mau tak mau harus rela mengalami pemadaman bergilir, dan kami pun harus menerima kenyataan bahwa unit rayon tidak bisa berbuat banyak selama menangani kondisi ini karena berbagai keterbatasan pada performa pembangkit yang kami miliki tersebut. (Dengan berat hati) Terkadang yang bisa kami lakukan hanyalah memberi surat informasi dan permintaan maaf atas terjadinya pemadaman, dan memberi usulan bahwa daerah tersebut sudah terkena pemadaman (bergilir) sehingga harus di-rolling dengan daerah lain.

Berbicara mengenai sistem, yang sudah terbentuk bahkan sebelum saya lahir, perlu dilakukan beberapa intervensi supaya jaringan yang sudah terbangun ini masih dapat digunakan dengan baik, syukur jika masih dapat bertahan hingga beberapa tahun ke depan. Selain itu, merencanakan pembangunan jaringan baru yang lebih handal hingga bisa bertahan minimal sepuluh tahun ke depan atau lebih, sebaiknya segera dikerjakan. Tidak hanya itu, optimalisasi pemeliharaan jaringan agar pemadaman dapat ditekan seminim mungkin, juga perlu diupayakan. 

Ditambah, agar pasokan aliran listrik yang handal dan berkelanjutan yang telah kita susun melalui berbagai program tahunan terlaksana dengan baik, perlu dilakukan berbagai macam upgrade (pembaharuan), salah satu contoh yang paling sederhana (dan mendesak) adalah mengganti peralatan yang sudah usang.

Kami sadar, menjaga tidak semudah meraih. Jaringan listrik yang sudah direncanakan sebaik mungkin, dan dibangun sedemikian mungkin, hendaknya dipelihara agar menjadi suatu sistem yang handal dan berkelanjutan, dengan niat, komitmen dan konsistensi tentunya. Mendirikan sistem yang kokoh dengan kinerja yang “riil” perlu disertai dengan gebrakan yang jika perlu, beyond limitation.Langkah yang paling mudah dilakukan sebenarnya adalah dengan mengoptimalkan pelayanan serta membangun sistem yang sebaik mungkin, di ujung-ujung tombak seperti unit rayon, yang paling mengetahui dan memahami mengenai apa dan bagaimana keluh kesah pelanggan, apa dan bagaimana kondisi nyata di lapangan, serta semua serba serbi pemenuhan kebutuhan listrik yang optimal bagi pelanggan dengan beragam karakter yang bertempat tinggal di lingkungan yang unik dan tentu saja memiliki karakteristik lingkungan tersendiri. 

Tentu saja kami para pegawai di unit rayon tidak dapat bergerak sendiri, perlu adanya dukungan dari pihak yang lebih “hulu”, untuk membantu kami dalam mencapai cita-cita mulia tersebut.

Menjadi pegawai PLN, bukanlah hal yang mudah, kira-kira begitulah menurut saya. Seringkali saya mendengar langsung atau membaca di media sosial, orang-orang yang menyalah-nyalahkan PLN atas padamnya listrik di rumah/kantor mereka, seolah-olah kami pegawai PLN tidak becus mengurus kelistrikan di wilayah tempat tinggal mereka, padahal, mereka tidak mengetahui, di balik padamnya listrik yang menyebabkan mereka tidak bisa nonton tivi, mengeringkan baju, menyeterika baju, ada kami yang dengan sungguh-sungguh mengupayakan agar listrik di rumah pelanggan segera menyala. 

Percayalah, kamipun tidak ingin listrik di rumah kami padam. Kami sama dengan kalian, sama-sama pemilik aliran listrik. Listrik bukan hanya milik kami, melainkan juga milik para pelanggan, milik kita semua.

Tidak hanya itu, bahkan tidak jarang kami harus bangun tengah malam untuk sekedar mengecek apakah ada tiang roboh, kabel rusak, atau gangguan-gangguan lainnya yang menyebabkan kalian semua tidak bisa menikmati tontonan favorit kalian. Kami sedang tidak menyalahkan siapa-siapa, karena memang itulah pilihan kami. 

Tidak jarang juga kami harus rela bekerja selama lebih dari 12 jam, bahkan hampir 24 jam untuk memastikan listrik di rumah kalian tetap nyala, agar televisi di rumah kalian tetap menyala, agar kalian tetap bisa mengakses informasi-informasi yang kalian butuhkan melalui gadget kalian yang setiap beberapa jam sekali perlu di-charge, dan yang terpenting agar anak-anak kita semua tetap bisa membaca ensiklopedi favoritnya, serta mengulang pelajaran di sekolah tadi siang dengan nyaman dan tanpa kendala. Bukankah, itu makna sesungguhnya dari “menerangi negeri”?

Facebook : https://www.facebook.com/adyta.huseine

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun