Mohon tunggu...
Ladislaus Sengkoen
Ladislaus Sengkoen Mohon Tunggu... Konsultan - Pengusaha muda

Membaca dan menulis adalah Hobby ku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gelandangan Cinta

28 Juni 2020   06:17 Diperbarui: 28 Juni 2020   08:45 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Camera Oppo f11 pro

Anda adalah pijar inspirasi di kepalaku
Anda melempar pena di tanganku
Meminta saya menulis tentang cinta yang berteduh di beranda hidupmu.

Memangnya cinta adalah gelandangan tanpa nama?
Apakah cinta telah manjadi tenda untuk
meminjamkan naungannya?

Hujan dan kemarau menjulur tanpa isyarat di balik hembusan angin senja
Embun pagi luruh dari retaknya langit
Engkau menjulurkan lidah tanpa tanya

Cinta pecah di titian lintasan
Ada desah dan gelora di dada para kelana
Damai terkulum di moncong egoisme
Tetapi sepotong harapan luruh di hati para pencari.

Di sini, semilir senja menjadi biru
Rindu menjadi mercusuar benderang  
Cinta menjadi prasasti segala musim.

* Pontianak, 28 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun