Mohon tunggu...
Ady Rendra Bachtiar
Ady Rendra Bachtiar Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Saya Adalah Kaum 'Proletar' yang antusias terhadap karya tulis, sastra, karya fiksi dan berbagai cerita - cerita yang dapat menyentuh rasa hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Meratapi" atau "Menatap" Langit?

4 Desember 2024   11:07 Diperbarui: 4 Desember 2024   11:26 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Dari Bos Muda Gigih

bergerak dalam diam, Yaitu dengan "bernapas". 

Sungguh luar biasa kenikmatan ini, 

dan tak bisa tergantikan.

Ketika langit tak bisa ku gapai

Dan bumipun terlalu rendah ku pijak 

Seakan diri ini memasrahkan diri 

Ketakberdayaan diri muncul 

Bagai angin yang tak tentu arah 

Entah kemana tujuannya 

Berharap pun tak lagi mampu 

menerima tanpa alasan yang ku bisa 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun