Mohon tunggu...
Adyra Ishmah Caesera
Adyra Ishmah Caesera Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Psikologi Universitas Brawijaya

Merupakan Mahasiswi Jurusan Psikologi Universitas Brawijaya sejak 2021.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hypnic Jerk: Kok Bisa Merasakan Sensasi Jatuh dalam Mimpi?

23 November 2021   09:51 Diperbarui: 23 November 2021   09:52 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah kalian pernah merasa tersentak seolah terjatuh saat tidur ? atau merasa kaget lalu terbangun dari tidur ? Dalam medis, keadaan ini disebut dengan Hypnic Jerk. Hypnic jerk merupakan suatu keadaan terjadinya kontraksi otot. Tubuh mengalami sentakan atau kejang secara singkat dan tiba - tiba pada saat transisi dari kondisi terjaga ke tidur. 

Meskipun lebih sering terjadi pada orang dewasa, hypnic jerk dapat terjadi pada segala usia. Hypnic jerk juga dikenal sebagai hypnagogic jerk atau sleep start, dimana istilah umum untuk berbagai kedutan otot tak sadar yang berumur pendek ini adalah mioklonus.

Apa saja sih, penyebab terjadinya hypnic jerk ? kondisi ini bisa disebabkan baik karena gangguan medis tertentu, maupun pada tubuh yang sehat. Para peneliti masih menyelidiki mekanisme yang tepat di balik hypnic jerk sehingga belum diketahui pasti penyebabnya. 

Meski begitu, beberapa hipotesis menyatakan bahwa hypnic jerk terjadi karena adanya kesalahaan mengirim sinyal ketika tertidur yang memicu gerakan menyentak, dimana otak salah menafsirkan otot-otot yang rileks saat tubuh jatuh sehingga yang diberikan adalah sinyal pada otot-otot untuk terhentak. Beberapa hipotesis lain yang diduga menjadi pemicu kuat terjadinya hypnic jerk, yakni :

  • Kurang Tidur. Kurang tidur dapat menimbulkan rasa stres, cemas, gelisah yang membuat hilang fokus hingga berhalusinasi dan memicu terjadinya hypnic jerk. 
  • Stres dan Kecemasan. Perasaan cemas dan stres yang berlebihan membuat otak menjadi terjaga untuk tetap aktif disaat tubuh dalam kondisi tidur. 
  • Aktivitas Intens Sebelum Tidur. Beraktivitas pada malam hari dekat dengan jam tidur seperti olahraga, dapat menyulitkan tubuh untuk rileks dan memulai tidur. Otak dan otot membutuhkan waktu untuk memproses tubuh hingga tidur sehingga stimulasi yang berlebihan dapat menyebabkan hypnic jerk.
  • Mengonsumsi Kafein atau Obat lain dengan Kandungan Stimulan. Kandungan stimulan memiliki zat -- zat untuk meningkatkan kewaspadaan serta energi sehingga mengganggu jam tidur. Terlalu banyak mengonsumsi zat -- zat ini pada waktu dekat dengan tidur dapat memicu terjadinya hypnic jerk. 
  • Orang dengan Kondisi Medis Cukup Berat. Kondisi medis tersebut diantaranya, infeksi, gagal ginjal, gagal hati, gangguan metabolisme, cedera tulang belakang atau kepala, sindrom kaki gelisah, keracunan, efek samping obat, gangguan autoimun, gangguan penyimpanan lemak, dan beberapa gangguan sistem saraf.

Bagaimana sistematika terjadinya ? Mengutip pada tulisan Meadows (2021), Sentakan hipnik dan jenis mioklonus lainnya dimulai di bagian otak yang sama yang mengontrol respons kejutan. Ketika dalam kondisi tidur, para peneliti menduga bahwa terjadi misfire antara saraf di batang otak retikuler kemudian menciptakan reaksi yang mengarah ke sentakan hipnik. Misalnya, ketika otot benar-benar rileks, otak secara keliru menganggap benar -- benar jatuh dan bereaksi menggerakkan otot-otot. Sentakan hipnik kemungkinan juga merupakan reaksi fisik terhadap gambaran seperti mimpi yang menyertainya. 

Menjaga jadwal tidur-bangun yang teratur. 

  • Tidur yang cukup setiap malam, (kisaran 7-9 jam untuk dewasa). 
  • Membatasi konsumsi kafein, terutama pada sore dan malam hari. 
  • Berolahraga secara teratur dan rencanakan rutinitas olahraga Anda sehingga tidak dilakukan setidaknya tiga jam sebelum tidur.
  • Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman tanpa gangguan.

Jika hypnic jerk semakin mengganggu jam tidur Anda hingga membuat lelah, cobalah mengonsultasikannya ke dokter. Dilansir dari laman alodokter, biasanya akan diberikan beberapa jenis obat yang dapat mengurangi gejala hypnic jerk oleh dokter, seperti clonazepam, asam valproat, primidone, levetiracetam, fenobarbital, fenitoin, dan primidone. Hypnic jerk yang memengaruhi bagian telinga, wajah, serta yang disebabkan oleh masalah pada saraf tulang belakang dan otak, seperti tumor atau stroke dapat diobati dengan operasi. Jika pemberian obat belum efektif meredakan gejala, terapi suntik botox dapat meredakan kontraksi otot pada gejala hypnic jerk yang hanya memengaruhi satu area tubuh. Jangan biarkan hypnic jerk menghantui jam tidur Anda. Kenali penyebabnya, dan cegah sebelum semakin sering terjadi. 

Refrensi 

Meadows, A. (2021, November 11). Hypnic jerk. Sleep Foundation. https://www.sleepfoundation.org/parasomnias/hypnic-jerks 

Sathe et al. (2015). Hypnic jerks possibly induced by escitalopram. Journal of Neurosciences in Rural Practice, 6(3), 423--424. doi: 10.4103/0976-3147.158797 

National Institute of Neurological Disorders and Stroke. (2019, Agustus 13). Brain basics: understanding sleep. ninds.nih.gov. https://www.ninds.nih.gov/Disorders/Patient-CaregiverEducation/Understanding-Sleep 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun