Mohon tunggu...
AdyMaulana Nursiami
AdyMaulana Nursiami Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Analis kesehatan

StikesCianjur

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pentingnya keseterilan alat sebelum pengambilan darah

21 Januari 2025   20:40 Diperbarui: 21 Januari 2025   20:44 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto alat saat pengambilan darah(sumber:google)

Nama : Siva Nursiami
NIM    : 22240005
Prodi  : D3 Teknologi Laboratorium Medis
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Aprillia Alawiyah.,M.Pd

Pengambilan Darah merupakan prosedur medis yang umumnya dilakukan untuk mendapatkan sampel dari tubuh pasien, serta mempunyai beberapa tujuan, seperti (untuk mendiagnosis penyakit, tranfusi darah, memantau kesehatan, serta untuk penelitian penyakit). Proses pengambilan darah ini biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah ahlinya seperti Teknik Laboratorium Medis, Perawat, dan Bidan. Meskipun terilhat sangat sederhana, tetapi dalam pengambilan darah juga memerlukan perhatian khusus terhadap keseterilan alat yang akan digunakan pada saat pengambilan darah berlangsung. 

Keseterilan alat merupakan proses yang tidak bisa dipandang remeh atau spele oleh siapapun dalam bidang perawatan kesehatan, terumata pada saat melakukan pengambilan darah terhadap pasien, karena untuk mencegah infeksi yang akan terjadi. Pada proses sterilisasi ini bisa memastikan bahwa semua mikroorganisme yang ada didalam alat tersebut akan bersih dan hilang, contohnya seperti kuman, bakteri dan juga virus yang akan memicu penyakit kepada pasien yang tidak diinginkan pada nanti nya. Tidak hanya itu, sterilisasi alat juga akan menghasilkan akurasi tes yang tepat dan benar pada sampel yang telah di ambil dari pasien.

1. Risiko Akibat Ketidaksterilan Alat pada saat Pengambilan Darah Terhadap Pasien 

a. Infeksi Nosokomial

Infeksi Nosokomial ini merupakan infeksi yang sering terjadi pada pasien yang sudah di ambil darah oleh petugas kesehatan lalu terkena infeksi ini, dikarenakan alat yang tidak steril seperti jarum suntuk, dan tabung pengumpul darah, serta imun tubuh pasien yang lemah maka dari itu sangat rentan terhadap Infeksi Nosokomial untuk masuk kedalam tubuh serta memperburuk kondisi pasien dan memerlukan perawatan yang panjang. 

b. Komplikasi Lain 

Penggunaan alat yang tidak steril pada saat pengambilan darah dapat menyebabkan komplikasi lain seperti abses yaitu benjolan berisi nanah, atau bahkan bisa juga sepsis yang dapat merenggut nyawa pasien. 

c. Akurasi hasil tes Laboratorium

Kesalahan dalam pengambilan darah terhadap pasien akibat alat yang digunakan tidak steril dapat menyebabkan kontaminasi. Kontaminasi ini dapat mengubah komposisi pada sampel darah dan menghasilkan hasil tes yang tidak akurat atau tidak benar. Misalnya, bakteri dari kulit dapat menyebabkan hasil positif palsu pada kultur darah. Hal ini dapat berpotensi pada diagnosa yang salah serta pengobatan yang diberikan tidak tepat, sehingga membahayakan kesehatan pasien.

2. Prosedur Sterilisasi Pada Alat yang Akan Digunakan Pada Saat Pengambilan Darah Terhadap Pasien 

a. Pembersihan Awal 

Pada proses pembersihan awal ini menggunakan sabun dan juga air hangat ataupun cairan khusus yang sudah tersedia untuk menghilangkan sisa-sia kotoran dari alat yang belum di sterilisasikan. 

b. Metode Sterilisasi 

Dalam metode sterilisasi ini terdapat beberapa metode yang sering dilakukan oleh petugas kesehatan, yaitu seperti: 

- Autoclaving

Pada metode ini menggunakan uap panas yang bertekanan tinggi untuk membunuh semua bentuk mikroorganisme. Metode ini paling efektif dan juga sering digunakan unuk mensterilkan seperti alat-alat bedah dan juga jarum suntik. 

- Gas Etilen Oksida (EtO)

Pada metode ini sering digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang tidak tahan panas. seperti alat elektronik dan juga plastik. 

- Radiasi Ultraviolet (UV)

Metode UV ini efektif untuk mensterilkan permukaan tetapi kurang cocok untuk objek yang kompleks.

- Penyaringan Air Panas

Metode ini dapat digunakan untuk mensterilkan cairan atau larutan-larutan untuk memanaskannya hingga suhu yang diinginkan.

c. Penyimpanan Alat Setelah Sterilisasi 

Setelah proses sterilisasi pada alat selesai, untuk menyimpan alat ini harus di tempat yang bersih dan juga kering, jangan biarkan alat ini terkena langsung oleh paparan sinar UV dan paparan udara yang kotor, karena akan melemahkan efektivitas sterilisasi pada alat tersebut. Maka dari itu, alat harus disimpan dalam wadah tertutup atau dibungkus dengan bahan steril untuk mencegah kontaminasi kembali sebelum digunakan pengambilan darah terhadap pasien.

3. Pelatihan dan Kepatuhan Untuk Tenaga Kesehatan 

Tenaga kesehatan harus dilatih secara berkala dan teratur mengenai pentingnya keseterilan alat dan prosedur sterilisasi pada at yang akan digunakan dengan tepat. Pelatihan ini mencakup pemahaman tentang risiko infeksi nosokomial serta teknik pembersihan dan sterilisasi yang benar. Setiap fasilitas kesehatan harus mempunyai Protokol Standar Operasional (SOP) terkait sterilisasi alat medis sebelum pengambilan darah dilakukan terhadap pasien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun