Nama : Siva Nursiami
NIM Â Â : 22240005
Prodi  : D3 Teknologi Laboratorium Medis
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Aprillia Alawiyah.,M.Pd
Pengambilan Darah merupakan prosedur medis yang umumnya dilakukan untuk mendapatkan sampel dari tubuh pasien, serta mempunyai beberapa tujuan, seperti (untuk mendiagnosis penyakit, tranfusi darah, memantau kesehatan, serta untuk penelitian penyakit). Proses pengambilan darah ini biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah ahlinya seperti Teknik Laboratorium Medis, Perawat, dan Bidan. Meskipun terilhat sangat sederhana, tetapi dalam pengambilan darah juga memerlukan perhatian khusus terhadap keseterilan alat yang akan digunakan pada saat pengambilan darah berlangsung.Â
Keseterilan alat merupakan proses yang tidak bisa dipandang remeh atau spele oleh siapapun dalam bidang perawatan kesehatan, terumata pada saat melakukan pengambilan darah terhadap pasien, karena untuk mencegah infeksi yang akan terjadi. Pada proses sterilisasi ini bisa memastikan bahwa semua mikroorganisme yang ada didalam alat tersebut akan bersih dan hilang, contohnya seperti kuman, bakteri dan juga virus yang akan memicu penyakit kepada pasien yang tidak diinginkan pada nanti nya. Tidak hanya itu, sterilisasi alat juga akan menghasilkan akurasi tes yang tepat dan benar pada sampel yang telah di ambil dari pasien.
1. Risiko Akibat Ketidaksterilan Alat pada saat Pengambilan Darah Terhadap PasienÂ
a. Infeksi Nosokomial
Infeksi Nosokomial ini merupakan infeksi yang sering terjadi pada pasien yang sudah di ambil darah oleh petugas kesehatan lalu terkena infeksi ini, dikarenakan alat yang tidak steril seperti jarum suntuk, dan tabung pengumpul darah, serta imun tubuh pasien yang lemah maka dari itu sangat rentan terhadap Infeksi Nosokomial untuk masuk kedalam tubuh serta memperburuk kondisi pasien dan memerlukan perawatan yang panjang.Â
b. Komplikasi LainÂ
Penggunaan alat yang tidak steril pada saat pengambilan darah dapat menyebabkan komplikasi lain seperti abses yaitu benjolan berisi nanah, atau bahkan bisa juga sepsis yang dapat merenggut nyawa pasien.Â
c. Akurasi hasil tes Laboratorium
Kesalahan dalam pengambilan darah terhadap pasien akibat alat yang digunakan tidak steril dapat menyebabkan kontaminasi. Kontaminasi ini dapat mengubah komposisi pada sampel darah dan menghasilkan hasil tes yang tidak akurat atau tidak benar. Misalnya, bakteri dari kulit dapat menyebabkan hasil positif palsu pada kultur darah. Hal ini dapat berpotensi pada diagnosa yang salah serta pengobatan yang diberikan tidak tepat, sehingga membahayakan kesehatan pasien.