Berdasarkan penelitian yang dilakukan olej Nurhayati (1997) memperoleh hasil bahwa produksi protease tertinggi dihasilkan oleh Bacillus subtilis ATCC 1633 dengan penambahan media limbah cair tahu ke dalam media produksi.Â
Ada beberapa protease yang membutuhkan ion logam tertentu untuk meningkatkan aktivitasnya diantaranya menambahkan ion logam Ca2+ terhadap Bacillus pumilus Y1 (Suhartono, 2000).
Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oelh Anggraini (2003) memperoleh hasil bahwa Bacillus sp. merupakan mikroorganisme alkalofilik yang menghasilkan protease alkalin, yang dimanfaatkan pada industri penyamakan kulit.Â
Mikroorganisme alkalofilik dapat tumbuh optimal pada pH di atas 9, namun tidak dapat tumbuh atau pertumbuhannya lambat pada pH netral. Hal ini tergantung pada kondisi pertumbuhan, seperti nutrisi, ion logam, dan suhu.Â
Suhartono (1992), menyatakan bahwa di dalam aplikasi deterjen jenis protease yang dapat digunakan hanya yang bersifat serin alkalis, yang berasal dari Bacillus licheniformis. Enzim bagi deterjen harus tahan terhadap sifat-sifat komponen deterjen, terutama senyawa pemutih, aktif pada pH tinggi dan suhu yang beragam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H