Mohon tunggu...
Adyatma Nugraha
Adyatma Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional-UPN Veteran Yogyakarta

Saya adalah lulusan SMA Mutiara Persada IPA lulusan 2023 angkatan pertama. Saya pernah tergabung sebagai osis dan pernah menjabat sebagai kepala divisi di bagian demokrasi dan politik, proker yang pernah saya lakukan adalah pemilihan osis dan lomba menulis di hari peringatan serangan umum 1 maret.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Revolusi Feminis di Iran: Perubahan & Tantangannya

22 Mei 2024   16:53 Diperbarui: 29 Mei 2024   07:17 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://mahardhika.org/tag/sejarah-gerakan-perempuan/

Beberapa faktor utama penyebab penolakan tersebut antara lain: nilai dan tradisi agama, kontrol politik, persepsi Barat, undang-undang dan kebijakan yang diskriminatif, pendidikan dan propaganda, serta media yang dikontrol pemerintah. Meskipun gerakan feminis di Iran menghadapi perlawanan kuat, para aktivis terus memperjuangkan hak-hak perempuan dan perubahan sosial. Mereka sering menghadapi penindasan, penangkapan, dan kekerasan, namun tetap gigih dalam memperjuangkan kesetaraan gender. Kaum konservatif memandang feminisme sebagai ancaman terhadap struktur keluarga tradisional dan peran gender yang ditentukan oleh agama. Kontrol politik yang didominasi oleh unsur konservatif juga menggunakan nilai-nilai tradisional sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan politik. Selain itu, persepsi terhadap feminisme yang dikaitkan dengan nilai-nilai Barat juga menimbulkan ketidaksetujuan di kalangan konservatif. Undang-undang yang diskriminatif terhadap perempuan juga didukung sebagai sarana untuk menjaga moralitas dan ketertiban sosial.

Korelasi Antara Feminisme dan Studi Kasus

Korelasi antara feminisme dan studi kasus yang saya bahas adalah Feminisme di Iran telah lama berjuang untuk kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Revolusi Islam tahun 1979 membawa perubahan signifikan dalam struktur politik dan sosial Iran, namun juga menghadirkan kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip feminis. Meskipun demikian, gerakan feminis terus berkembang dan wanita Iran semakin banyak terlibat dalam pendidikan tinggi, sektor publik, dan melalui media sosial. Namun, mereka masih menghadapi pembatasan dari pemerintah, norma sosial konservatif, dan risiko penangkapan, penahanan, dan intimidasi. Selain itu, hukum Iran juga masih mendiskriminasi perempuan dalam berbagai aspek.

Kesimpulan

Gerakan feminis di Iran berhasil membawa isu kesetaraan gender ke kancah nasional dan internasional meskipun dihadapkan pada banyak tantangan. Perubahan tersebut tidak hanya terlihat dari peningkatan partisipasi perempuan dan perubahan kebijakan, tetapi juga dari tekad dan keberanian para aktivis feminis. Meskipun masih ada tantangan besar termasuk perlawanan dari kelompok konservatif dan pembatasan kebebasan berekspresi, tetapi gerakan ini memberikan harapan untuk perubahan yang lebih besar di masa depan.

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun