Mohon tunggu...
Ady Ahmed
Ady Ahmed Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://adyfir1428.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tewasnya Freud

19 Oktober 2011   03:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:47 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Lalu, kenapa tadi pagi kau terima begitu saja kawan?” kata Han dengan tersenyum menanggapi keheranan kawannya itu.

“Yaaa..” katanya agak bingung, Ford menggaruk-garuk kepalanya. “Karena kapan lagi kita bisa naik kapal semewah itu? Pendapatan kita selama ini, hanya cukup untuk hidup kita. Ini peluang emas bukan?” katanya dan diakhiri dengan mengangkat-angkat alisnya.

Tak hanya tentang keluarga Rossberg, Ford dan Han pun membahas mengenai berita-berita di koran dan media elektronik. Tak ketinggalan, mereka selalu mencari berita terbaru mengenai kota Downtown. Nampaknya aroma dendam akan kenyataan pahit yang harus mereka terima tak kunjung menghilang. Justru semakin sering mereka menemui kasus-kasus kriminal, semakin dalam pula bayangan saat dimana mereka menemui kedua orang tuanya untuk terakhir kalinya dalam keadaan tubuh kedua orang tuanya hangus terbakar. Terkecuali Han, yang hanya dapat melihat tubuh hangus dari ibunya, karena tubuh ayahnya telah hancur lebur.

Tak sedetik pun ingatan itu lepas dari fikiran mereka. Bahkan setiap hembusan nafas mereka, seolah terus memburu kebenaran akan tragedi itu. Setelah Maxtor Company hancur, kini giliran Brood Ltd. yang mengalami kemajuan pesat dalam bisnisnya. Sebab jenis bisnisnya sama dengan Maxtor Company. Dengan menghilangnya Maxtor Company, maka Brood Ltd-lah yang paling siap menggantikannya. Sementara kompetitor-kompetitor lain bagaikan sekuntum bunga yang masih kuncup, sulit mekar atau bahkan mungkin langsung layu sebelum sempat berkembang.

Karena terlalu seru dan asyik berbincang-bincang, mereka tak sadar bahwa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Han sudah siap beranjak tidur kala itu, sementara Ford masih belum mengantuk dan ingin melihat-lihat majalah dan koran-koran tadi pagi sejenak.

Namun tiba-tiba pintu rumah mereka diketuk seseorang. Ford beranjak membukakan pintu untuk tamu tersebut. Ternyata, telah berdiri seorang pria dengan tubuh tinggi, gemuk dan tegap di depan pintu. Inspektur James, teman Ford.

Ford dan Han mengenal inspektur James semasa sekolah SMA, inspektur yang saat itu masih murid SMA adalah kakak kelas dari mereka berdua. James adalah putra seorang kepala kepolisian di Naszran. Ia pernah menyaksikan sendiri kegigihan Han dan kecerdikan Ford dalam menangani sebuah kasus, oleh karenanya bila ada kasus inspektur James selalu menghubungi mereka berdua untuk membantu pihak kepolisian.

“Oh, Anda rupanya inspektur..” kata sambutan dari Ford sambil menjulurkan tangannya.

Dan inspektur menjabat tangan Ford seraya berkata, “Ya, apakah kedatanganku mengganggumu?”

“Ah, tentu tidak, inspektur... Silakan masuk”

“Terima kasih”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun