Pada tahun 1856, saluran kanal buatan dari Wonokromo - Jagir terus ke timur menuju laut mulai dikerjakan. Upaya pengaturan debit air yang masuk ke Kalimas terus dikerjakan, bendungan Gunungsari dan Gubeng berturut-turut diselesaikan tahun 1898 dan 1899.
Untuk mengatasi masalah pendangkalan di jalur Kalimas hingga selat Madura, pada tahun 1881 dibentuklah komite khusus yang dibentuk oleh pemerintah kolonial. Adapun misi komite ini diantaranya :
1. Pelebaran Kali Porong, diharapkan debit yang berlebih dari Kali Brantas dapat dialirkan melalui Kali Porong.
2. Debit yang masuk ke Surabaya hanya sebatas untuk keperluan irigasi dan menjaga ketinggian air guna keperluan transportasi perahu.
3. Debit berlebihan yang masuk ke Surabaya pada musim hujan dialirkan melalui saluran Wonokromo guna mencegah banjir didalam kota.
Banjir tetap menjadi ancaman di Surabaya, selama dana masih bisa digelontorkan maka persaingan antara alam dengan teknologi manusia akan terus berlanjut.
Literatur :
Von Faber,Oud Soerabaia