Mohon tunggu...
Yohanes Pembaptis Widiawan
Yohanes Pembaptis Widiawan Mohon Tunggu... profesional -

sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Munir Penjual Sayur Keliling, Hari Ini Tidak Jualan

7 Juni 2014   08:47 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:52 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Munir penjual sayur keliling, hari ini tidak jualan.

Satpam yang bertugas jaga dipalang pintu komplek perumahan sinar jaya menuliskan pemberitahuan dipapan pengumuman.

Ibu-ibu warga komplek perumahan sinar jaya jadi resah, masih banyak pertanyaan yang butuh jawaban dari sepenggal kalimat yang ditulis oleh pak satpam.

“kenapa munir gak jualan, pak ?”

“munir berapa hari gak jualan, pak ?”

“ada apa dengan munir, pak ?”

“munir kemana, pak ?”

satpam penjaga palang pintu komplek perumahan hanya bisa mengucap.

“tidak tahu..”

Sebagai jawaban dari berbagai pertanyaan yang ada, seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Pak satpam lupa menanyakan kepada si pembawa pesan, alasan mengapa munir tidak jualan hari ini.

Dan ibu-ibu warga komplek perumahan sinar jaya, berharap cemas menunggu datangnya munir penjual sayur keliling.

Karena munir tidak jualan, para suami dari ibu-ibu warga komplek perumahan sinar jaya, yang bekerja didalam kota jadi kebakaran jenggot. Handphone, gadget, telepon kantor berdering dengan inti pembicaraan yang sama.

“pak, munir penjual sayur keliling, tidak jualan hari ini. Siang ini pulang, jangan lupa beli sayur matang di restoran atau warung makan ini dan itu..”

Rencana yang sudah matang para suami, untuk kongkow-kongkow bertemu dengan klien siang ini, hancur berantakan. Munir jadi ocehan para suami ibu-ibu warga komplek perumahan sinar jaya. Walau ocehan itu tidak tepat sampai dimuka munir, hanya dalam hati para suami saja.

Sementara boss dikantor tempat bekerja para suami ibu-ibu warga komplek perumahan sinar jaya, sudah menunggu jawaban hasil kongkow-kongkow, “ya atau tidak”. handphone, gadget milik para suami ibu-ibu warga komplek perumahan sinar jaya berbunyi lagi, bukan berasal dari ibu-ibu warga komplek perumahan sinar jaya. tetapi dari si boss yang menunggu hasil pembicaraan para suami ibu-ibu warga komplek perumahan sinar jaya dengan para kliennya.

Lenyap sudah keuntungan bermilyar-milyar didepan mata, karena munir penjual sayur keliling tidak jualan hari ini.

*

Ditempat lain, dikantor pengembangperumahan sinar jaya, disesaki oleh ibu-ibu warga komplek perumahan sinar jaya yang melakukan demonstrasi.

Koordinator lapangan menjerit-jerit berorasi, mengungkapkan kekesalan terhadap satpam penjaga palang pintu komplek yang diduga melakukan tindak pemerasan terhadap munir penjual sayur keliling, hingga munir hari ini tidak jualan.

Sementara satpam yang tidak tahu menahu alasan munir tidak jualan hari ini, sudah lari terbirit-birit dikejar ibu-ibu warga komplek perumahan sinar jaya yang emosinya sudah meluap-luap karena munir tukang sayur tidak jualan hari ini.

Palang pintu masuk komplek perumahan sinar jaya terkunci. Kunci terbawa lari satpam yang dikejar oleh ibu-ibu warga komplek perumahan sinar jaya.

Siang matahari terik, rasa panas menyengat diubun ubun kepala. Para suami dari ibu-ibu warga komplek perumahan sinar jaya, bergerombol didepan palang pintu komplek perumahan sinar jaya. Berteriak dengan sumpah serapah memanggil satpam penjaga palang pintu komplek perumahan, yang sudah berlalu pulang kerumah dengan seribu umpatan dalam hati karena dikejar-kejar oleh ibu-ibu warga komplek perumahan sinar jaya.

Nasib satpam penjaga palang pintu komplek perumahan sinar jaya, sudah benar-benar diujung tanduk.

Umpatan makian dari seluruh warga komplek perumahan sinar jaya baik perempuan maupun laki-laki sudah berada dipuncaknya.

Tidak butuh alasan pembenar lagi untuk melakukan pelucutan senjata dan penonaktifan permanen dari satpam penjaga palang pintu komplek perumahan sinar jaya.

Hancur berkeping-keping nasib satpam penjaga palang pintu komplek perumahan sinar jaya.

*

Ditempat lain, laki-laki setengah baya, duduk santai menikmati kopi hangat, sembari menonton tayangan berita disalah satu stasiun televisi swasta, demo ibu-ibu komplek perumahan sinar jaya.

Dalam tayangan terpampang gambar spanduk besar bertulis

“SELAMATKAN MUNIR PENJUAL SAYUR KELILING, DARI RONG-RONGAN SATPAM PENJAGA PALANG PINTU KOMPLEK PERUMAHAN SINAR JAYA”

Lelaki setengah baya membaca tulisan yang tertulis dispanduk demo, dengan suara keras.

Munir tidak jualan sayur keliling komplek perumahan sinar jaya, bukan karena diperas uangnya oleh satpam penjaga palang pintu komplek perumahan.

Munir tidak jualan sayur keliling hari ini karena ada janji ketemu salah satu karyawan developer untuk menjual tanah warisannya.

Janji pertemuan batal karena karyawan developer harus mengantar sayur matang pesanan istrinya.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun