Mohon tunggu...
Hari Advent Kristian
Hari Advent Kristian Mohon Tunggu... Guru - Eagles

Nyalakan lilin lebih baik daripada mengutuk kegelapan :D

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perjuangan Demi Sesuap Nasi

26 November 2016   22:21 Diperbarui: 26 November 2016   23:13 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup ini kebanyakan orang bilang itu 'keras', jika kita enggak cekatan kita bakalan ketinggalan sama orang yang lebih gesit. Itu sebabnya kenapa ada yang saling sikut untuk memperoleh apa yang kita inginkan. Terlepas dari itu tidak semua yang lemah selalu ketinggalan, terkadang kita melihat seseorang itu dari apa yang dia kerjakan. Jika seseorang itu berdasi dan memgerjakan pekerjaan yang tidak semua orang bisa lakukan kita beranggapan bahwa orang tersebut berhasil melawan kerasnya dunia, padahal kita tidak mengetahui dibalik itu semua ternyata dia sedang berjuang melawan ganasnya dunia ini, dan ketika kita melihat orang dengan pakaian yang kumuh kita beranggapan bahwa mereka ini orang lemah yang terkena dampak dari kejamnya dunia ini.

Saya terharu ketika saya melihat bapak yang kerjanya 'memungut barang bekas' di jalan. Saya tidak mengerti bagaimana bapak ini seorang diri mengerjakannya walaupun sudah terlihat tua. Waktu itu kebetulan saya mau beli obat untuk ibu saya dan diperjalanan saya berhenti sejenak karena ada razia polisi, oleh karena saya belum bayar pajak motor (hehe) makanya saya berhenti agak jauh dari gerombolan polisi dan tepat tempat saya singgah saya melihat bapak-bapak lagi bawa karung isinya kardus bekas dan kaleng bekas dan botol-botol plastik yang gak dipakai lagi. Pikirian saya langsung kebayang sama bapak saya sendiri, seandainya bapak saya yang 'memungut barang bekas' itu. 

Bapak ini saya melihat begitu semangatnya mengikat 'barang bekas' tersebut ke atas sepedanya sembari menghela nafas sambil menghitung jumlah rupiah yang sudah didapat dan bapak ini berangkat mengayuh sepedanya pergi entah menjual 'barang bekas' tadi atau mencari 'barang bekas' ketempat yang lain. Saya belum sempat bertanya-tanya sama bapak terebut karena begitu semangatnya bapak ini cepat-cepat pergi tapi saya dapat pelajaran dari semuanya ini bahwa apapun pekerjaan yang dapat kita lakukan, lakukanlah dengan penuh semangat sama seperti bapak 'pemungut barang bekas' yang penuh semangat berjuang demi sesuap nasi walaupun keadaannya sudah tua tapi perjuangananya luar biasa.

Ya walaupun diluar sana juga masih banyak orang-orang yang lebih buruk keadaanya dari bapak ini tapi bagaimana pun semangat berjuang demi sesuap nasi itu yang membuat saya terharu. Sebagai orang muda yang masih harus banyak belajar tentang kerasnya dunia ini, kata 'berjuang' harus dipatenkan dalam otak agar tak selalu mengeluh ketika kegagalan melanda. 

*penulis masih perlu banyak belajar mohon masukannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun