Mohon tunggu...
Advertorial
Advertorial Mohon Tunggu... Editor - Akun resmi Advertorial Kompasiana

Akun resmi Advertorial Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenali Penyebab Varikokel, IDI Indramayu Bagikan Informasi Pengobatan?

15 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 13 Desember 2024   14:13 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang penyakit, salah satu penyakit yang paling umum dialami oleh pria adalah varikokel, yang terjadi ketika pembuluh darah vena di dalam skrotum membesar karena aliran darah yang terhambat.

IDI Kabupaten Indramayu dengan alamat website idiindramayu.org adalah salah satu organisasi kesehatan dan menjadi wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Indramayu adalah organisasi profesi yang mewadahi para dokter di wilayah Indramayu. IDI membantu masyarakat mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan dan membangun profesionalisme dokter.

Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Cabang Indramayu untuk periode 2022-2025 adalah dr. H. Deden Bonni Koswara. Ia baru saja dilantik dan menyatakan komitmennya untuk bersinergi dengan Pemerintah Daerah dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut

IDI Indramayu kemudian meneliti lebih lanjut mengenai penyakit varikokel yang sering menyerang dan mengganggu kesehatan masyarakat Indonesia. Rekomendasi obat yang tepat bagi para penderitanya.

Apa saja penyebab terjadinya penyakit varikokel?

Dilansir dari laman https://idiindramayu.org, penyakit varikokel adalah kondisi yang ditandai dengan pembesaran pembuluh darah vena di dalam skrotum, mirip dengan varises yang terjadi pada kaki. Berikut adalah penyebab utama terjadinya varikokel meliputi:

1. Disfungsi pada katup vena

Ketika katup pembuluh darah vena di skrotum tidak menutup dengan baik, terjadi varikokel. Katup seharusnya mencegah aliran darah kembali, tetapi jika tidak, darah dapat menggenang dan menyebabkan pembengkakan.

2. Adanya perbedaan tekanan

Tekanan tinggi dalam vena renalis dapat menghambat aliran darah ke skrotum, menyebabkan varikokel. Ini karena vena renalis memiliki tekanan yang berbeda dari vena di skrotum.

3. Sumbatan pembuluh darah

Kondisi seperti tumor ginjal dapat menekan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan pada vena skrotum jika pembuluh darah di perut dan sekitarnya tersumbat atau terobstruksi.

4. Faktor genetik atau keturunan

Riwayat keluarga dengan varikokel dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini. Ada indikasi bahwa faktor riwayat keluarga berperan dalam kelemahan struktur vena.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengatasi penyakit varikokel?

Untuk mengatasi penyakit varikokel, pengobatan biasanya melibatkan beberapa pendekatan, tergantung pada tingkat keparahan gejala dan dampaknya terhadap kesuburan. Berikut adalah beberapa obat dan metode yang direkomendasikan meliputi:

1. Ibuprofen dan paracetamol

Jika varikokel menimbulkan nyeri, varikokel dokter dapat menanganinya dengan pemberian obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol, untuk mengurangi rasa nyeri. Selain itu, dokter bisa meminta pasien memakai celana penyangga testis guna meredakan tekanan.

2. Asam Mefenamat 

Obat yang mengandung asam mefenamat diresepkan untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, serta nyeri otot, trauma, dan nyeri pasca operasi.

3. Varikokelektomi

Cara terbaik untuk menghilangkan varikokel adalah operasi. Varikokelektromi adalah prosedur bedah untuk mengikat atau menjepit pembuluh darah yang mengalami varikokel, sehingga aliran darah dapat dialihkan ke pembuluh darah yang sehat. Ini bisa dilakukan dengan teknik bedah terbuka atau laparoskopi.

Pengobatan varikokel bervariasi tergantung pada gejala dan efeknya terhadap kesehatan seseorang. Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan rencana pengobatan yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun