3. Faktor usia dan jenis kelamin
Risiko angin duduk meningkat seiring bertambahnya usia. Pria di atas 45 tahun dan wanita di atas 55 tahun lebih berisiko mengalami kondisi ini. Penting bagi Anda untuk menjaga pola makan dan hidup lebih segar dengan banyak minum air putih setiap hari.
4. Stres secara emosional
Stres juga dapat memicu gejala angin duduk, terutama saat tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen untuk jantung. Bagi Anda yang sedang mengalami stres berlebihan, cobalah untuk meluangkan waktu bersama keluarga dan menjaga pola makan agar hidup lebih sehat.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati angin duduk?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyakit angin duduk yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun tidak perlu khawatir, Untuk mengobati gejala angin duduk (angina pektoris), beberapa obat yang direkomendasikan meliputi:
1. Obat Nitrogliserin
Obat ini digunakan untuk melemaskan dan melebarkan pembuluh darah, sehingga meningkatkan aliran darah ke jantung. Nitrogliserin tersedia dalam bentuk tablet, semprotan, atau koyo, dan biasanya dikonsumsi sebelum aktivitas yang dapat memicu gejala angin duduk.
2. Obat Aspirin
Obat alternatif yang bisa mengobati gejala angin duduk adalah aspirin. Dikenal sebagai pengencer darah, aspirin membantu mencegah pembekuan dan memudahkan aliran darah melalui arteri yang menyempit. Dosis rendah aspirin sering direkomendasikan sebagai langkah pencegahan bagi mereka yang berisiko mengalami angin duduk.
3. Obat Statin