3. Obesitas atau kelebihan berat badan
Bagi sebagian masyarakat Indonesia, obesitas tentu dapat menimbulkan berbagai penyakit. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada sendi, memperburuk gejala dan meningkatkan risiko peradangan.
4. Infeksi virus dan faktor kebersihan lingkungan
Faktor terakhir adalah adanya virus pada tubuh. Beberapa infeksi virus atau bakteri dapat memicu respons autoimun yang mengarah pada rematik. Selain itu, faktor kebersihan lingkungan juga bisa menjadi penyebabnya. Paparan terhadap zat berbahaya seperti asbes atau silika dapat meningkatkan risiko terkena rematik.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengatasi penyakit rematik?
Pengobatan untuk penyakit rematik, khususnya rheumatoid arthritis, bertujuan untuk mengurangi peradangan, meredakan nyeri, dan memperlambat kerusakan sendi. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan untuk mengatasi penyakit rematik meliputi:
1. Naproxen
Obat pertama yang bisa dikonsumsi oleh penderita rematik adalah Naproxen. Selain rematik, Naproxen (naproksen) atau naproxen sodium adalah obat dengan fungsi untuk mengurangi rasa sakit pada berbagai kondisi, seperti sakit kepala, nyeri otot, tendonitis, sakit gigi, dan kram menstruasi.
2. Ibuprofen
Ibuprofen bisa menjadi pilihan kembali untuk mengatasi gejala dan penyakit rematik. Ibuprofen dapat meredakan nyeri dan menurunkan demam. Efektif untuk nyeri ringan hingga sedang. Untuk dosis penggunaannya biasanya 200-400 mg setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
3. Kortikosteroid