Berbicara tentang penyakit, salah satu penyakit yang berbahaya bagi pria secara umum adalah impotensi. Impotensi atau lebih dikenal dengan disfungsi ereksi merupakan sebuah gangguan sistem reproduksi pria yang menyebabkan penis tidak bisa ereksi atau mempertahankan ereksi. Impotensi dapat terjadi pada semua usia, tetapi pria lanjut usia adalah yang paling rentan mengalami penyakit ini.
IDI adalah singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. IDI Barito Utara dengan alamat website idibaritoutara.org melakukan menjelaskan bahwa impotensi adalah penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem kardiovaskular sehingga dapat mengurangi aliran darah ke penis. Selain itu bagi penderita diabetes, diabetes pada umumnya dapat merusak saraf dan pembuluh darah, mempengaruhi kemampuan ereksi.
IDI Barito Utara berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, termasuk kolaborasi dalam pelaksanaan program kesehatan berbasis masyarakat. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Barito Utara adalah Hj. dr. Wahidah Asurawati. Ia dilantik untuk masa bakti 2022-2025, menggantikan ketua sebelumnya, Alm. dr. Fahmi S. R. Fahlevi.
Pelantikan ini berlangsung pada tanggal 4 Desember 2022 dan dihadiri oleh berbagai pejabat, termasuk Wakil Bupati Barito Utara, Sugianto Panala Putra.
IDI Barito Utara saat ini sedang melakukan penelitian lanjutan terkait impotensi, apa saja gejala terjadinya impotensi, kemudian rekomendasi obat yang dapat diberikan bagi penderitanya.
Apa saja gejala seseorang mengidap penyakit impotensi?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Barito Utara dengan alamat website idibaritoutara.org menjelaskan bahwa impotensi dapat menyerang sebagian pria dan resikonya cukup besar. Gejala seseorang yang mengidap penyakit impotensi, atau disfungsi ereksi, dapat bervariasi, tetapi umumnya mencakup beberapa tanda meliputi:
1. Kesulitan untuk ereksi
Bagi penderita impotensi, penderita penyakit ini akan mengalami kesulitan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual, meskipun rangsangan seksual sudah diberikan.
2. Penurunan gairah seksual atau libido
Banyak pria dengan disfungsi ereksi juga mengalami penurunan minat dalam aktivitas seksual, yang dapat disebabkan oleh faktor fisik atau psikologis.
3. Berbagai masalah ejakulasi
Penderita impotensi mungkin mengalami masalah ejakulasi, baik itu ejakulasi dini (lebih cepat dari yang diinginkan) atau ejakulasi tertunda (membutuhkan waktu lebih lama untuk ejakulasi).
4. Dampak psikologis
Beberapa pria mungkin dapat mengalami ereksi, tetapi tidak cukup keras untuk penetrasi. Gejala impotensi seringkali disertai dengan perasaan malu, rendah diri, atau depresi akibat ketidakmampuan untuk berfungsi secara seksual. Ini dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk pengidap impotensi?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Barito Utara menjelaskan bahwa pengobatan impotensi melibatkan berbagai jenis obat yang digunakan. Untuk mengatasi impotensi, beberapa obat yang direkomendasikan meliputi:
1. Sildenafil Citrate
Sildenafil merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksi atau biasa juga dikenal sebagai impotensi. Obat ini dapat meningkatkan aliran darah ke penis untuk membantu mempertahankan ereksi. Untuk dosis penggunaannya tersedia dalam dosis 50 mg dan umumnya digunakan dalam kemasan 4 tablet. Diminum satu jam sebelum berhubungan seksual.
2. Viastar Blue
Viastas blue merupakan salah satu obat yang digunakan untuk mengobati gangguan fungsi seksual pada pria (disfungsi ereksi). Obat ini dapat meningkatkan aliran darah ke penis selama rangsangan seksual. Dosisnya adalah 50 mg Odf serta diminum sesuai kebutuhan sebelum aktivitas seksual.
3. Tadalafil
Tadalafil merupakan obat yang digunakan untuk membantu mengatasi masalah fungsi seksual pria (impotensi atau disfungsi ereksi). Cialis bekerja dengan cara meningkatkan aliran darah ke penis untuk membantu pria mendapatkan dan mempertahankan ereksi.
Sebelum menggunakan obat-obatan ini, sangat penting untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk memastikan bahwa obat tersebut aman dan sesuai dengan kondisi kesehatan pasien.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI