Telur merupakan salah satu sumber protein terbaik bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia gemar untuk mengonsumsi olahan telur seperti mencampurkan dalam pembuatan nasi goreng, atau pembuatan kue. Namun, tidak semua orang tahan terhadap sumber protein satu ini. Telur juga dapat mengakibatkan alergi, salah satunya alergi telur. Alergi telur adalah reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap protein yang terdapat dalam telur.
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kota Ungaran dengan alamat website idiungaran.org  adalah organisasi profesi yang mewakili para dokter di wilayah Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. IDI berfungsi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan serta mendukung pengembangan profesionalisme dokter
IDI Kota Ungaran juga menghadapi tantangan dalam hal distribusi tenaga medis dan peningkatan akses layanan kesehatan di daerah. Organisasi ini berusaha untuk memastikan bahwa semua masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Saat ini IDI Kota Ungaran sedang melakukan penelitian terhadap penderita alergi telur, penyebab seseorang mengalami alergi terhadap telur serta pengobatan yang tepat bagi penderita alergi.
Apa saja penyebab seseorang mengalami alergi terhadap telur?
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kota Ungaran dengan alamat website idiungaran.org  menjelaskan bahwa alergi telur merupakan sebuah reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap protein yang terdapat dalam telur, baik dari putih maupun kuning telur. Berikut adalah beberapa penyebab utama seseorang mengalami alergi terhadap telur meliputi:
1. Reaksi dari sistem kekebalan tubuh
Sistem imun dapat menganggap protein dalam telur sebagai zat berbahaya, sehingga memicu produksi antibodi dan melepaskan histamin serta zat inflamasi lainnya. Ini menyebabkan reaksi alergi ketika seseorang mengonsumsi telur atau produk yang mengandung telur.
2. Tidak tahan protein dalam TelurÂ
Baik putih maupun kuning telur mengandung protein yang dapat memicu reaksi alergi. Namun, banyak kasus alergi telur lebih sering disebabkan oleh protein yang terdapat dalam putih telur, karena memiliki konsentrasi protein yang lebih tinggi..
3. Faktor usia
Alergi telur lebih umum terjadi pada anak-anak, terutama pada usia 6 bulan hingga 1 tahun. Banyak anak yang mengalami alergi ini dapat sembuh seiring bertambahnya usia, tetapi beberapa orang dewasa juga dapat memiliki alergi telur.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati gejala alergi terhadap telur?
IDI Kota Ungaran telah merangkum beberapa rekomendasi obat yang dapat mengurangi adanya gejala alergi telur. Untuk mengobati gejala alergi terhadap telur, terdapat beberapa jenis obat yang direkomendasikan. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan meliputi:
1. Antihistamin
Contoh obat Antihistamin terbaik untuk mengatasi alergi yaitu Loratadine. Loratadine merupakan obat antihistamin generasi kedua yang dapat meredakan gejala alergi, seperti gatal akibat alergi makanan. Obat ini juga dapat mengatasi alergi jika Anda terlanjur mengonsumsi telur.
2. Epinefrin
Untuk kasus alergi yang lebih parah, seperti reaksi anafilaksis, suntikan epinefrin (adrenalin) diperlukan. Ini membantu mengatasi gejala berat dengan cepat, seperti sesak napas dan penurunan tekanan darah. Penanganan ini membutuhkan langsung bantuan dari dokter.
Sebelum menggunakan obat-obatan ini, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan jenis dan dosis yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan individu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H