Penderita aerophobia seringkali memiliki ketakutan lainnya seperti acrophobia (takut ketinggian) atau claustrophobia (takut ruang sempit). Ketidakstabilan emosional atau stres yang tinggi juga dapat memperburuk kondisi ini.
4. Perasaan tidak memiliki kendali pada diri
Banyak orang merasa cemas karena tidak memiliki kontrol atas situasi saat terbang, termasuk cuaca dan keadaan pesawat. Ketidakpastian ini dapat meningkatkan kecemasan dan ketakutan secara berlebihan.
Apa saja obat yang dapat mengurangi gejala aerophobia secara tepat?
IDI Kabupaten Karanganyar juga menjelaskan bahwa gejala Aerophobia dapat diobati dengan berbagai obat yang bisa dikonsumsi sehingga membuat penderitanya menjadi lebih tenang. Untuk mengurangi gejala aerophobia, terdapat beberapa jenis obat yang dapat diresepkan oleh dokter. Berikut adalah beberapa obat yang umum digunakan meliputi:
1. Benzodiazepine
Obat ini sering digunakan untuk mengatasi kecemasan dan dapat membantu meredakan gejala yang muncul sebelum dan selama penerbangan. Contoh benzodiazepine yang mungkin diresepkan seperti Alprazolam dan Diazepam. Obat-obatan ini bekerja dengan menenangkan sistem saraf pusat, sehingga dapat mengurangi rasa cemas dan panik yang dialami oleh penderita aerophobia saat terbang
2. Obat Antidepresan
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan antidepresan, terutama jika kecemasan berkaitan dengan depresi atau gangguan kecemasan lainnya. Obat ini dapat membantu mengatur suasana hati dan mengurangi kecemasan secara keseluruhan.
3. Teknik relaksasi
Selain pengobatan yang telah dijelaskan, latihan pernapasan, visualisasi, yoga, dan teknik relaksasi lainnya dapat membantu mengurangi kecemasan dan serangan panik. Pasien belajar teknik-teknik ini agar mereka siap menghadapi situasi yang membuat mereka cemas.