Deretan model dan muse ternama turut ambil bagian dalam fashion showcase ini, termasuk Kelly Tandiono, Whulandary, Artika Sari Devi, Iis Dahlia dan Yuni Shara. Kehadiran mereka menambah daya tarik acara dengan membawa karya Merdi ke panggung runway dalam tampilan yang anggun dan penuh percaya diri.Â
Circular Economy
Keberlanjutan menjadi tema utama dalam setiap karya Merdi. Kain ulos yang dibuat dari serat yang ramah lingkungan dan pewarnaan alami menjadi ciri khasnya. Ia menggunakan bahan-bahan organik seperti limbah makanan untuk menciptakan warna-warna yang unik. Pendekatan ini juga menempatkan circular economy sebagai bagian penting dalam proses produksinya.
Seperti yang diungkapkan Merdi, "Kita hanya punya satu planet bumi. Kita harus terus melanjutkan perjuangan untuk menciptakan dunia fashion yang lebih bertanggung jawab."
Merdi juga mengharapkan agar The Flying Cloth juga menginspirasi lebih banyak seniman yang membangun hubungan harmonis dengan masyarakat adat. Kolaborasi seperti ini dapat membuka peluang bagi keduanya untuk menciptakan ekosistem budaya yang berkelanjutan, adil, saling menguatkan dan berkembang bersama di panggung nasional dan internasional.
Sebagai simbol penutup, Merdi memberikan ulos istimewa kepada Fadli Zon dan Ni Luh Puspa. Ulos dengan motif tumtuman, yang hanya digunakan oleh para raja dan pemimpin di masa lalu, diserahkan kepada Ni Luh sebagai simbol tanggung jawab pemimpin.
Kepada Fadli Zon, ia memberikan ulos dengan teknik tenun ikat yang disongket sehingga menciptakan efek tiga dimensi, yang mencerminkan inovasi dan keberlanjutan.
The Flying Cloth juga didukung oleh Bank Mandiri, Pertamina, Make Over, Amero Jewellery, Lenzing, Coffee Hotel Ayola Dolok Sanggul, Asuransi Sinarmas dan Humbang Kriya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H