Mohon tunggu...
Advertorial
Advertorial Mohon Tunggu... Editor - Akun resmi Advertorial Kompasiana

Akun resmi Advertorial Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Strategi Bijak Sebelum Mengejar Impian Beasiswa ke Luar Negeri

19 November 2024   12:00 Diperbarui: 19 November 2024   12:05 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta, 14 November 2024 - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, baru-baru ini menyampaikan bahwa penerima beasiswa LPDP tidak diwajibkan untuk berkarya di Indonesia. Artinya, para penerima beasiswa bebas mengembangkan karir mereka di mana pun, termasuk di luar negeri, selama tetap menjunjung nama baik Indonesia.
Dengan munculnya peluang ini, siapa yang tidak ingin mengejar beasiswa dan meraih mimpi berkarir di kancah internasional?

Namun, sebelum kita membahas lebih jauh tentang cita-cita kuliah dan bekerja di luar negeri, penting juga  untuk kita mengetahui beasiswa selain LPDP, yang tentunya program beasiswanya tidak kalah menarik.

Erasmus+

Cocok bagi yang akan menempuh studi tingkat S-1, S-2 dan S-3 serta pasca-doktoral baik untuk program gelar atau pun non-gelar di Eropa.

Beasiswa Chevening

Beasiswa yang disediakan oleh pemerintah Inggris, beasiswa ini memberikan pendanaan penuh selama 1 tahun untuk gelar master.

Vanier Canada Graduate Scholarship

Beasiswa ini diberikan untuk para pelajar yang ingin mengejar pendidikan di Kanada dengan bidang pendidikan penelitian kesehatan, teknik atau sains, serta ilmu sosial atau humaniora.

Dengan berbekal ijazah dari universitas terbaik di dunia, tentunya akan semakin membuka jaringan pada skala internasional dan peluang kesuksesan serta karir. Jadi, yang mana yang cocok untuk kamu?

Setelah mengetahui beasiswa yang cocok, lalu apa? Selanjutnya adalah memahami syarat-syarat beasiswa LPDP atau pun beasiswa lainnya. Biasanya persyaratannya adalah

Data pribadi atau Kartu Penduduk (KTP)

Ijazah S1/S2

Transkrip Nilai

Surat Penerimaan Universitas yang dituju (LoA)

Sertifikat Bahasa Asing yang masih berlaku

Dan syarat-syarat lainnya

Salah satu persyaratan utama dan yang paling sering muncul adalah kepemilikan sertifikat bahasa asing yang masih berlaku. Kenapa hal ini penting? Sederhana, sertifikat bahasa menunjukkan bahwa kamu mampu berkomunikasi dan beradaptasi di lingkungan akademis atau profesional di negara tujuanmu. Ini menjadi indikator, bahwa kamu siap menghadapi tantangan studi dan pekerjaan di negara asing.

Lalu sertifikat yang dibutuhkan untuk bahasa asing adalah hasil tes dari TOEFL, TOEIC, dan IELTS yang menjadi opsi umum. Tapi, harga tes ini di Indonesia bisa dibilang tidak murah. Biaya tes TOEFL iBT berkisar antara Rp 3 juta hingga Rp 3,5 juta, sementara IELTS bisa mencapai Rp 3,2 juta -- Rp 3,5 juta. Dengan biaya sebesar ini, pastinya tidak ideal jika kamu harus mengulang tes berkali-kali, karena hasil yang kurang memuaskan.

Makanya, sebelum langsung mengambil tes utama, ada baiknya untuk menjalani pre-test seperti TOEFL Prediction. Contohnya Cakap English Standardized Test (CEST), yang sudah diterapkan di beberapa universitas di Indonesia. CEST sudah digunakan oleh lebih dari 5.453 siswa dan 116 institusi, diantaranya Politeknik Negeri Subang, Politeknik Bina Trada Semarang, dan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.

Berdasarkan hasil riset dalam laporan dampak Cakap tahun 2023,  94% siswa menganggap hasil tes CEST dapat diandalkan. Sementara 91% siswa menyatakan bahwa CEST memenuhi standar dan menunjukkan kualitas tes kemampuan bahasa asing yang baik. Pre-test ini membantu kamu mengukur kemampuan sebelum mengeluarkan uang besar untuk tes resmi.
Selain menghemat biaya, pre-test juga memberi gambaran tentang area mana saja yang perlu ditingkatkan.

Dok. Cakap
Dok. Cakap

Menanggapi hal tersebut, Rani Ronsmelia, BD Manager Cakap, menyampaikan bahwa program ini dibuat agar menjadi solusi menjadi solusi mengukur kemampuan sebelum mengeluarkan uang untuk tes resmi. "CEST dirancang sebagai tes prediksi TOEFL iBT dengan standar setara tes internasional, yang dapat membantu peserta memahami kesiapan mereka sebelum menghadapi tes resmi," ucap Rani. 

Jadi, kalau impianmu adalah mendapatkan LPDP atau beasiswa lainnya dan meraih karir gemilang di luar negeri, persiapkan langkahmu dengan cerdas dan bijak. Ambil langkah untuk menjalani pre-test, ketahui dimana kekuatan dan kelemahanmu, lalu lakukan perbaikan. Dengan begitu, kamu tidak hanya melakukan penghematan biaya, tapi juga makin siap menghadapi tantangan yang akan muncul.
Jangan sampai, skill sudah ok tapi terhambat oleh hasil test bahasa. Karena dari sekitar 15 ribu pendaftar beasiswa LPDP tiap tahunnya, di tahun 2024 hanya 4,191 orang yang diterima. 

Yuk, rancang langkah strategis sebelum melompat lebih tinggi. Tetap semangat dan kejar mimpimu dengan pintar. Sukses selalu untuk para pejuang mimpi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun