Mohon tunggu...
Advertorial
Advertorial Mohon Tunggu... Editor - Akun resmi Advertorial Kompasiana

Akun resmi Advertorial Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sarapan Sehat vs Sarapan Cepat Saji: Mana yang Lebih Baik?

23 Agustus 2024   14:00 Diperbarui: 23 Agustus 2024   14:02 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sarapan adalah awal dari hari yang penuh aktivitas. Namun, di tengah kesibukan, sering kali kita dihadapkan pada pilihan antara sarapan sehat yang memerlukan sedikit waktu dan usaha, atau sarapan cepat saji yang praktis namun sering kali tidak terlalu sehat.

Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tapi mana yang sebenarnya lebih baik untuk kamu? Mari kita bahas lebih dalam.

Sarapan Sehat: Investasi Kesehatan Jangka Panjang

Sarapan sehat biasanya terdiri dari makanan yang kaya nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, protein tanpa lemak, dan lemak sehat. 

Berikut contohnya yang dilansir dari halal.id, salah satunya termasuk oatmeal dengan buah segar, smoothie hijau, atau roti gandum dengan alpukat dan telur rebus. 

Jenis makanan ini memberikan tubuhmu energi yang tahan lama dan berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan untuk menjalani hari dengan optimal.

Manfaat Sarapan Sehat:

  1. Memberikan Energi yang Stabil
    Sarapan sehat, terutama yang mengandung karbohidrat kompleks dan serat, memberikan pelepasan energi yang lebih stabil dan berkelanjutan. Ini membantu mencegah lonjakan gula darah yang bisa menyebabkan rasa lapar yang berlebihan dan kelelahan di pertengahan pagi.
  2. Meningkatkan Kesehatan Jantung
    Makanan kaya serat, seperti biji-bijian utuh dan buah-buahan, membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dan mengurangi risiko penyakit jantung. Sarapan sehat juga cenderung rendah lemak jenuh dan tinggi lemak sehat, yang baik untuk kesehatan jantung.
  3. Menjaga Berat Badan
    Sarapan sehat membantu mengontrol nafsu makan sepanjang hari, sehingga kamu tidak tergoda untuk ngemil makanan yang tidak sehat. Selain itu, sarapan yang kaya protein bisa membuatmu merasa kenyang lebih lama, yang juga membantu dalam menjaga berat badan ideal.
  4. Meningkatkan Fungsi Otak
    Nutrisi yang kamu dapatkan dari sarapan sehat, seperti omega-3, vitamin B, dan antioksidan, mendukung fungsi otak yang optimal. Ini membantu meningkatkan konsentrasi, memori, dan kemampuan belajar. Menurut dr. Agus Budi Utomo, Sp.N., sarapan yang seimbang dapat memberikan bahan bakar yang dibutuhkan otak untuk bekerja dengan efisien sepanjang hari.

Sarapan Cepat Saji: Praktis Tapi Berisiko

Di sisi lain, sarapan cepat saji sering kali lebih mudah dan praktis, terutama saat kamu terburu-buru. Contohnya termasuk sereal manis, roti putih dengan selai, atau bahkan makanan cepat saji seperti burger sarapan atau croissant. Meski cepat dan enak, sarapan jenis ini sering kali rendah nutrisi dan tinggi kalori, gula, serta lemak jenuh.

Risiko Sarapan Cepat Saji:

  1. Lonjakan dan Penurunan Gula Darah
    Sarapan cepat saji yang tinggi gula dan karbohidrat olahan dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat, diikuti dengan penurunan yang tajam. Ini bisa membuatmu merasa lelah, lapar, dan kurang fokus beberapa jam setelah makan.
  2. Peningkatan Risiko Penyakit Jantung
    Makanan cepat saji sering kali tinggi lemak jenuh, garam, dan kalori kosong, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung. Jika dikonsumsi secara rutin, sarapan jenis ini dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri dan meningkatkan tekanan darah.
  3. Berat Badan Naik
    Karena sarapan cepat saji cenderung tinggi kalori dan rendah nutrisi, kamu mungkin akan merasa lapar lebih cepat dan cenderung makan lebih banyak di kemudian hari. Ini bisa menyebabkan penambahan berat badan yang tidak diinginkan.
  4. Kurangnya Nutrisi Penting
    Sarapan cepat saji sering kali tidak memberikan nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral yang diperlukan tubuh untuk berfungsi dengan baik. Kurangnya nutrisi ini dapat berdampak negatif pada kesehatan jangka panjang, termasuk meningkatkan risiko penyakit kronis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun