Memasuki tahun 2024 ada banyak sektor bisnis yang akan menghadapi berbagai tantangan yang dapat berdampak pada jalannya operasional bisnis, baik dalam dan luar negeri.
Kita bisa lihat bagaimana memanasnya kondisi geopolitik global hingga melambatnya ekonomi yang berimbas pada pelemahan mata uang. Sedangkan dari dalam negeri, adanya wait & see calon investor yang disebabkan oleh momentum politikal nasional.
Oleh karena itu, faktor-faktor ini yang kemudian dapat berdampak pada rantai pasokan bisnis dan kinerja fiskal perusahaan, tak terkecuali sektor industri kesehatan.
Maka, industri kesehatan yang dipandang sebagai sektor bisnis yang memiliki potensi pasar besar mesti bisa beradaptasi, baik secara teknologi, transformasi digital hingga berbagai aspek pelayanan kebutuhan kesehatan.
Belum lagi industri kesehatan yang sudah makin kompleks, tentu komoditas ini diperhitungkan dalam mendorong dan menunjang kemajuan kesehatan Indonesia.
Dalam satu kesempatan, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono mengatakan, potensi industri kesehatan di Indonesia sangat menjanjikan dengan pertumbuhan industri alat kesehatan sebesar 80 persen.
Selain itu juga, industri farmasi di produk vaksin yang mencapai 300 persen. Jadi, melihat populasi Indonesia yang mencapai lebih dari 270 juta orang, itu merupakan faktor potensial berkembangnya industri kesehatan.
Oleh karena itu, banyak investor yang mulai melirik dan mempertimbangkan untuk berinvestasi di industri kesehatan, terlebih di bidang healthcare.
Melihat peluang yang ada, tentu tidak bisa kita menafikan tantangan layanan kesehatan diagnostik, khususnya. Paling tidak, ada 5 hal yang mesti diperhatikan, di antaranya:
1. Munculnya "pemain baru" di bidang laboratorium kesehatan, rumah sakit, hingga klinik pasca pandemi Covid-19.