Mohon tunggu...
Advertorial
Advertorial Mohon Tunggu... Editor - Akun resmi Advertorial Kompasiana

Akun resmi Advertorial Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Disiplin dengan Metode Kumon, Siswi Kelas 3 SD Ini Raih Juara Olimpiade Matematika

3 Desember 2022   10:00 Diperbarui: 3 Desember 2022   10:02 1439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
doks. Pembimbing Kumon memberikan masukan dan pujian kepada anak

Sejak lama, Kumon dikenal sebagai metode belajar matematika dengan cara yang lebih menyenangkan. Metode belajar ini pertama kali diciptakan oleh seorang guru matematika asal Jepang bernama Toru Kumon pada 1954.

Meski diciptakan lebih dari 50 tahun yang lalu, metode belajar Kumon masih relevan hingga saat ini. Bahkan, lembaga kursus ini sudah memiliki 800 cabang di Indonesia.

Keunggulan Metode Kumon adalah materi belajar yang sistematis dan disesuaikan dengan kemampuan setiap anak. Oleh sebab itu, di Kumon, anak-anak akan ditempatkan pada beberapa level belajar tanpa mempertimbangkan usia maupun tingkatan kelasnya di sekolah. Pemberian materi juga dilakukan secara individual sehingga anak dapat lebih fokus belajar.

Dengan metode belajar Kumon, anak dilatih untuk belajar menemukan solusi permasalahan secara mandiri. Untuk memastikan anak dapat menguasai setiap materi, anak akan diberikan lembar kerja dengan tingkatan soal dari yang paling mudah sesuai dengan kemampuan anak dan secara bertahap meningkat kesulitannya.

doks. Pembimbing Kumon memberikan masukan dan pujian kepada anak
doks. Pembimbing Kumon memberikan masukan dan pujian kepada anak

Manfaat dari belajar dengan Metode Kumon dirasakan oleh Afifah Fariha Rafasyahlia. Siswi yang duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar (SD) tersebut mengikuti program belajar Matematika dan English as Foreign Language (EFL).

Afifah sendiri telah mengikuti program belajar Kumon sejak usia empat tahun. Menurutnya, metode belajar di Kumon sangat membantu dia dalam memahami matematika dan bahasa Inggris.

"Alasan Bunda mendaftarkan aku di Kumon dulu adalah agar terbiasa dengan ritme belajar yang teratur walaupun belum bersekolah," tutur Afifah melalui keterangan tertulis, Rabu (23/11/2022).

Meski demikian, Afifah mengatakan bahwa pada awalnya ia sempat merasa kesulitan dalam mengerjakan soal pada subjek Matematika. Kesulitan itu pula yang membuat minat belajarnya mengalami naik-turun.

"Aku pernah menangis saat mengerjakan soal. Contohnya, pada kelas Math Level B (materi setara kelas 2 SD), ada materi penjumlahan dan pengurangan ratusan yang sangat sulit buatku. Lalu, pada kelas Math Level D, ada materi pembagian bilangan ribuan dan banyak pengulangan," ujar Afifah.

Namun, latihan yang rutin dan bimbingan dari Pembimbing Kumon membuat Afifah mampu menyelesaikan tantangan tersebut. Ia menjadi lebih gigih dan tidak cepat putus asa. Kemampuan problem solving Afifah juga terasah selama belajar di Kumon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun