Jakarta, 28 Oktober 2022 -- Pengembangan dan penggunaan energy bersih (green energy) membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Hingga tahun 2020 lalu, bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional baru mencapai setengah dari target 23 persen di tahun 2025. Demikian dikemukakan President Director KALLA, Solihin Jusuf Kalla, pada sambutannya di acara Gala Dinner 70th KALLA di Jakarta, Jumat (28/10).
"Untuk memenuhi target tersebut, KALLA sebagai grup perusahaan yang telah melalui perjalanan panjang berkontribusi pada pembangunan dan ekonomi khususnya di wilayah timur, siap mendukung terwujudnya pemenfaatan energi hijau ramah lingkungan," jelasnya.
Mengusung tema 'Aktif Bersama Maju Bersama', Gala Dinner 70th KALLA ini dihadiri lebih dari 500 tamu undangan, yang terdiri dari pejabat, mantan pejabat, mitra dan relasi perusahaan serta beberapa perwakilan asosiasi bisnis nasional.
Dikatakan Solihin, KALLA memiliki komitmen dalam pemenuhan Net Zero Emission pada 2060. Ias mengemukakan jika dukungan terhadap visi green energy telah direalisasikan melalui anak perusahaan KALLA, yaitu PT Poso Energy dan PT Malea Energy.
"Kami mendukung percepatan transisi energi dari energi fosil menuju green energy, agar terwujud kemandirian energi, ketahanan energi, pengembangan berkelanjutan, ketahanan iklim, dan kondisi rendah karbon, untuk bumi yang lebih baik," ujarnya.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia memberikan perhatian penuh terhadap pengembangan EBT. Transisi energi menjadi salah satu dari tiga topik utama dalam Presidensi G20 Indonesia tahun ini, dan menjadi prioritas dalam pembangunan Indonesia di masa depan.
Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bauran EBT pada tahun 2021 sebesar 11,7 persen. Sementara itu, pembangkit listrik berbahan bakar batubara masih mendominasi dari total kapasitas nasional, yaitu sebesar 50 persen, dan pembangkit listrik berbahan bakar gas sekitar 28 persen.
Ia berpendapat, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri mewujudkan green energy. Menurutnya, upaya ini membutuhkan kerjasama banyak pihak, termasuk swasta yang bergerak di sektor energi.
"Melalui PT Poso Energy, KALLA membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Poso di Sulawesi Tengah, dan telah menghasilkan listrik sejak tahun 2012. PLTA Poso menjadi pembangkit energi baru terbarukan terbesar di Indonesia Timur dengan total kapasitas 515 MW," jelasnya.
PLTA Poso memanfaatkan energi dari aliran air Danau Poso. Pembangkit listrik ini terhubung ke Provinsi Sulawesi Selatan dengan saluran transmisi 275 kV, dan tersambung ke Kota Palu, Sulawesi Tengah dengan saluran transmisi 150 kV.