Tribunnews.com - Kompetisi Local Urban Fest telah memilih 10 karya terbaik dari masing-masing kategori. Sebelumnya, lebih dari 200 karya peserta terkumpul dari tiga kategori berbeda.
Fase penilaian awal telah melahirkan total 30 karya yang ditampilkan di Virtual Exhibition Local Urban Fest. Kompetisi ini mengajak anak muda unjuk gigi dalam karya Arsitektur, Fashion Design, dan Fotografi yang memiliki dampak baik untuk lingkungan.Â
Tribunnews dan HP Indonesia mengusung misi sustainable living, mengharapkan karya-karya peserta mampu menjadi jawaban atas berbagai permasalahan lingkungan, sosial, maupun ekonomi masyarakat sekitar.Â
Sebagai contoh, karya fashion design dengan prinsip zero-waste milik Jemi Nikolaus R - SAPARO. Karya 'Siklus #controlyourwaste' menjadi ekspresi diri penciptanya dalam mengolah sampah di sekitar menjadi sesuatu yang bermanfaat.Â
Tidak hanya itu, karya-karya peserta juga mengandung nilai-nilai kearifan lokal.Â
Seperti karya arsitektur bertajuk 'Srawung Kawruh' milik Oklya Budi Setiawan yang memadukan ruang ruang kumpul sebagai sarana untuk bertukar ilmu dengan sentuhan lokal.Â
Beragam karya fotografi peserta Local Urban Fest berhasil menangkap momen-momen terbaik dalam berbagai kegiatan budaya maupun adat masyarakat.Â
Misalnya, potret cantik oleh Sofyan Efendi yang sukses mengabadikan kehidupan wanita Dayak Sungkung dalam karyanya yang bertajuk 'Keseharian Suku Dayak Sungkung'.
Deretan karya-karya pilihan Local Urban Fest dapat disaksikan di Virtual Exhibition Local Urban Fest. Karya-karya ini tengah memasuki periode voting yang berlangsung hingga 24 Juli 2022. Hasil voting ini akan menjadi bagian dari hasil penilaian akhir untuk penentuan pemenang Local Urban Fest.Â
Panel juri diisi oleh Bagoes Kresnawan, seorang fotografer sekaligus founder komunitas Huntingpasar.id. Lalu ada Denica Riadini, founder Sukkha Citta dan Yu Sing, seorang arsitek sekaligus pemilik Studio Akanoma, dan Michele Huang (Print Category Director HP SEA and Indonesia) selaku perwakilan dari HP Indonesia.Â