Mohon tunggu...
Advertorial
Advertorial Mohon Tunggu... Editor - Akun resmi Advertorial Kompasiana

Akun resmi Advertorial Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ubud Writers & Readers Festival Buka Penjualan Tiket Main Program untuk Tahun ke-18

8 Oktober 2021   15:31 Diperbarui: 8 Oktober 2021   15:34 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ubud Writers & Readers Festival

Untuk tahun ke-18, sebagai acara sastra terkemuka di Asia Tenggara, Ubud Writers & Readers Festival hari ini, Rabu (08/09/2021), mengumumkan daftar lengkap acara Main Program. Lebih dari 130 penulis, jurnalis, seniman, dan aktivis akan hadir secara online dan on-site di Ubud, Bali, mulai dari 8-17 Oktober 2021.

Kami juga dengan bangga mempersembahkan program acara khusus di Perth, Australia, dari 8-10 Oktober 2021, bekerja sama dengan Writing Western Australia (Writing WA) dengan investasi dari Pemerintah Negara Bagian melalui Department of Local Government, Sport, and Cultural Industries. Penjualan tiket sekarang tersedia secara online di situs web kami.

Dari Gaza ke Gorontalo, Sydney ke Singapura, Lampung ke Lombok, dan puluhan kota di antaranya, Festival ini menghadirkan sepuluh hari percakapan, diskusi panel, lokakarya penulisan, dan banyak lagi melalui lensa tema tahun ini, Mulat Sarira, diterjemahkan sebagai Refleksi Diri.

"Ini bukan waktu yang normal, dan banyak dari kita masih mencoba menilai dan mengevaluasi turbulensi perjalanan ini, untuk menavigasi jalan menuju ketenangan, dan kenyamanan," komentar Pendiri dan Direktur UWRF Janet DeNeefe. "Festival ini akan mengajak untuk refleksi diri, ke dalam retrospeksi budaya, hak asasi manusia, hak hewan, lingkungan, dan untuk melihat siapa kita dan apa yang menyatukan dan memisahkan kita."

Ubud Writers & Readers Festival
Ubud Writers & Readers Festival

Pemenang penghargaan Jnanpith ke-54, Amitav Ghosh, akan berbagi cerita tentang bagaimana kolonialisme Barat dan eksploitasi kekerasan di Kepulauan Banda, Maluku, menjadi cikal bakal dinamika perubahan iklim saat ini. Ia akan bergabung dengan Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Hilmar Farid, untuk membahas peran rempah-rempah dalam pembangunan suatu bangsa.

Festival ini juga menyambut Andr Aciman, penulis Call Me by Your Name yang telah menerima berbagai penghargaan internasional. Dia akan berbicara tentang karya terbarunya, Homo Irrealis, dan mengeksplorasi apa arti waktu bagi seniman yang tidak dapat memahami kehidupan di masa sekarang. 

Selain itu, penyair yang sangat terkenal, Ada Limn, juga akan mengeksplorasi apa artinya hidup di dunia yang tidak sempurna saat ia membahas kumpulan puisinya, The Carrying.

Mengikuti tema refleksi diri tahun ini, jurnalis Australia Julia Bard dan penyiar Indonesia Desi Anwar akan berbagi perjalanan refleksi diri mereka yang mencerahkan. Sementara penyair dan prosais Bali Cok Sawitri akan menggali lebih dalam filosofi Bali di balik Mulat Sarira dan perannya dalam sastra.

Di sesi lain, salah satu penyair kontemporer paling berpengaruh dari Korea Selatan Kim Hyesoon akan berbicara tentang bagaimana dia menyuarakan kematian dan trauma melalui puisinya di Autobiography of Death. 

Penulis pemenang penghargaan Ruth Ozeki juga akan membagikan proses penulisan The Book of Form and Emptiness, sebuah kisah yang memilukan dan manusiawi tentang kekacauan dunia dan makna di baliknya.

ubud2-615fffce0101905261475f64.jpg
ubud2-615fffce0101905261475f64.jpg
Kemudian, penulis terkenal Indonesia Ayu Utami, bersama dengan pemenang Fogarty Award Rebecca Higgie, akan berbagi panggung dan layar dengan Profesor Krishna Sen untuk mengeksplorasi penggunaan karakter mitos dan realisme magis dalam sastra Australia dan Indonesia.

Untuk membahas bagaimana perjalanan bisa menjadi sumber inspirasi kreatif dan tantangan yang dihadapi penulis selama waktu COVID ini, Agustinus Wibowo juga akan berbincang dengan travel writer dari Australia, David Allan-Petale.

Para pemenang seleksi Penulis Emerging Indonesia juga akan mendapatkan pelatihan khusus dari Cynthia Dewi Oka. Bekerja sama dengan University of Iowa, sepuluh penulis terpilih akan dibimbing untuk mendapatkan untuk bisa menjadi penulis internasional.

"Tahun ini, kami akan mempelajari lanskap nyata dan imajiner. Bagian normal mana yang ingin kita kembalikan dan pelajaran apa yang akan kita ambil untuk masa depan? Kami bangga membawakan platform internasional untuk diskusi, pertunjukan, dan ide lintas budaya," lanjut DeNeefe.

"Untuk Anda yang menikmati kisah-kisah luar biasa, ide-ide berani, dan wawasan unik tentang Pulau kami yang indah, ikuti tahun ke-18 kami untuk mengalami keajaiban Festival yang sudah dikenal secara luas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun