Deretan Pembicara Internasional
Dari internasional, deretan pembicara tahap awal UWRF termasuk penulis makanan asal Inggris Yotam Ottolenghi, penulis buku terlaris asal Amerika Susan Orlean, serta jurnalis, cendekiawan, sekaligus penulis pemenang pernghargaan berdarah Kurdish-Iran Behrouz Boochani, yang saat ini masih ditahan di Pusat Detensi Pengungsi Australia di Pulau Manus dan akan hadir melalui siaran langsung.
Di antara lebih dari 180 nama pembicara yang diumumkan hari ini, ada penulis Trainspotting yang legendaris Irvine Welsh, pegiat feminis dan penulis opini di New York Times Lindy West, seniman hip-hop pemenang BAFTA, penulis, sekaligus pengusaha sosial Akala, jurnalis, penulis, dekaligus finalis Pulitzer Prize Megan K. Stack, serta penyair sekaligus penulis naskah drama pemenang penghargaan Lemn Sissay.
Mereka akan bergabung dengan penulis Iran-Amerika terkenal dan cendekiawan agama Reza Aslan, penulis memoar terlaris Kanada Lindsay Wong, jurnalis dan penulis Pakistan Sanam Maher, penulis sekaligus penerjemah Turki Nazli Karabiyikoglu, dan penulis yang dinominasikan untuk Man Booker Prize dan pembuat film dokumenter Guy Gunaratne.
Seperti sebelumnya, Festival juga akan memberikan ruang bagi suara-suara berani dan para jurnalis berkomitmen dari kawasan Asia dan sekitarnya, yang pada tahun ini termasuk Pitchaya Sudbanthad dari Thailand, penyair Eunice Andrada dari Filipina, ahli strategi global Parag Khanna dari Singapura, penulis dan jurnalis Karoline Kan dari Tiongkok, penulis dan jurnalis Patrick Winn yang menetap di Bangkok, jurnalis dan analis Erin Cook yang menetap di Jakarta, serta penulis dan jurnalis Michael Vatikiotis yang menetap di Singapura.
Festival juga akan menyambut beberapa sosok dari Australia untuk menjadi pembicara UWRF. Tahun ini, akan hadir Pendiri Lonely Planet Tony Wheeler, penulis dan pegiat penampilan Carly Findlay, penulis pemenang penghargaan Toni Jordan, dan penulis pemenang penghargaan, penyunting sekaligus kritikus Fiona Wright.
"Pencapaian kami tahun ke-15 pada tahun lalu sangatlah istimewa," komentar Pendiri dan Direktur UWRF Janet DeNeefe. "Akan sulit dilampaui. Namun, ada beberapa hal yang telah kami siapkan saat ini untuk mengobati keingintahuan dan berbagi suara-suara hebat dari beberapa daerah yang kurang dikenal, untuk karya-karya terjemahan oleh orang-orang kulit berwarna, untuk cerita-cerita yang membuka mata kita ke dunia yang sama sekali berbeda dengan yang selama ini kita tinggali."
"Selama 16 tahun, UWRF bangga berbagi kisah-kisah ini, dan sekarang kami merasa komunitas sastra global akhirnya mengikuti langkah kami. Saya pikir sudah menjadi sebuah fakta bahwa acara yang relatif kecil dan intim di Indonesia, yang diprakarsai oleh sebuah yayasan nirlaba ini, sekarang berada di antara festival sastra terbaik dunia. Hal ini benar-benar luar biasa," lanjut Janet DeNeefe.
"Jika Anda adalah seorang pencinta kisah-kisah menarik, gagasan-gagasan berani dan wawasan unik dari berbagai belahan dunia yang luar biasa ini, datang dan nikmati tahun ke-16 ini bersama kami, dan rasakan berbagai keajaiban yang menjadikan kami dikenal hingga saat ini."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI