"Danone sangat concern dengan masalah kesehatan, yang perlu disadari bersama bahwa peranan menciptakan lingkungan yang sehat itu ada pada diri kita sendiri. Mengingat pentingnya arti kesehatan, Danone ingin lebih banyak berkontribusi dalam memberikan informasi seputar gizi dan kesehatan yang lebih kredibel. Apalagi saat ini penggunaan media sosial sangat dekat dengan masyarakat", kata VP General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto saat membuka acara Graduation Night.
Lebih lanjut, COO Kompasiana Nurulloh  menambahkan, rangkaian kegiatan DBA ini sangat menarik dan unik karena peserta diajarkan secara langsung bagaimana mengemas konten yang sebenarnya berat tapi bisa dibawakan dengan gaya bercerita yang enak sehingga bisa lebih dipahami dan dicerna. Karena memang informasi seputar kesehatan bisa dibilang cukup abstrak karena banyak bumbu mitos-mitos dan simpang siur. Dengan adanya konten-konten seperti ini di Kompasiana, sekaligus bisa menjadi edukasi dan validasi informasi tentang kesehatan. Harapannya angkatan pertama dan kedua DBA bisa terus menulis dan menyampaikan informasi kesehatan dengan gaya bercerita yang asik sehingga nantinya juga bisa menularkan penulis/blogger lainnya untuk menulis topik kesehatan dengan kredibel.
"Semoga dengan adanya DBA, bisa terbentuk perilaku masyarakat yang peduli dan sadar lingkungan melalui konten-konten terkait nutrisi, kesehatan, dan lingkungan yang kredibel", kata Sigit Reliantoro, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK.
Turut hadir dalam acara Graduation Night Danone Blogger Academy, Suroto Kepala Seksi Konsumsi Gizi Umum Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan, keterlibatan dan kerjasama berbagai pihak dalam menghadirkan penyebaran informasi seputar masalah gizi dan kesehatan sehingga bisa lebih dipahami oleh masyarakat dan ke depannya bisa menjadi modal bagi kita dalam membangun masyarakat dan bangsa.
Pemenang tulisan kategori Best Story Telling dan Most Favourite ini dipilih dan dinilai langsung oleh pihak Danone, Kompasiana, mentor dan asisten mentor berdasarkan beberapa kategori penilaian karya yaitu berdasarkan sisi orisinalitas, kesesuaian tema, teknik penyampaian gagasan, sajian pendukung, dan penggunaan bahasa serta istilah kesehatan/nutrisi. Selain itu juga ada komponen lainnya yaitu daya kelola karya yang diukur dari jumlah keterbacaan artikel, vote, dan komentar.
Para pemenang Best Story Telling DBA 2018 adalah Pringadi Abdi Surya, Inayah, dan Andri Mastiyanto. Tulisan juga diapresiasi berdasarkan nilai engangement dengan audiens. Dan pemenang kategori Most Favourite jatuh pada Charles Emanuel.
"Senang dan enggak nyangka bakalan bisa jadi salah satu pemenang Best Story Telling DBA. Untuk artikel karya akhir saya memilih tema air karena dekat dengan masa kecil saya di Sukamoro, Banyuasin, Sumatera Selatan. Berangkat dari situ, saya mencoba mengangkat tema itu dan ditulis dengan gaya story telling dan dilengkapi muatan ilmiah. Tantangannya adalah bagaimana menerjemahkan bahasa ilmiah yang susah dimengerti masyarakat menjadi bahasa yang lebih populer. Selain itu juga merangkai tulisan menjadi alur deskriptif dari awal sampai akhir juga menjadi tantangan tersendiri", kata Pringadi saat acara Graduation Night.
"Gak pernah nyesel ikutan DBA ini, karena bener-bener dapet materi dari awal akademi, field trip, terus pas tugas akhir juga kita dapat insight baru soal penulisan. Untuk tugas akhir, saya memang langsung kepikiran mau nulis tentang air karena dekat di lingkungan saya sendiri. Soal pencemaran air itu sangat krusial. Tantangannya pas bikin tugas akhir adalah harus benar-benar riset dan saya jadi baca-baca riset buatan orang lain tentang kasus air di lingkungan saya. Sebenarnya sudah banyak orang lain yang nulis tapi belum tersampaikan ke khalayak luas. Tantangan lainnya adalah soal EYD. Pas nyusun tugas itu, jadi sadar kalau ternyata saya masih harus belajar EYD lagi loh, konteks penulisanku ternyata masih harus dibenahi, dan lainnya", kata Inayah salah satu pemenang Best Story Telling DBA 2018
Lebih lanjut, Inayah mengungkapkan, harapannya di tahun mendatang kalau bisa blogger atau influencer harus ikutan daftar karena bermanfaat banget. Dan kalau bisa lebih banyak lagi membahas soal lingkungan, isu plastik, atau tentang penyakit-penyakit awam yang ternyata bisa mematikan tanpa kita sadari.