Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia boleh berbangga diri dengan gelar tersebut. Namun, Indonesia masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah dalam bidang kemaritiman, terutama masalah sampah di lautan Indonesia yang terhampar luas.
Penanganan sampah di Indonesia telah menjadi isu yang krusial. Sampah yang tidak tertangani dengan baik di daratan, telah menjadi sumber polutan yang sangat besar terhadap laut. Saat ini diperkirakan 80% dari sampah yang ditemukan di laut berasal dari darat.
Dampak dari tidak tertanganinya sampah dengan baik memiliki efek yang negatif baik dari segi lingkungan, perekonomian, pariwisata, hingga kesehatan. Lantas mengapa Indonesia termasuk salah satu negara penyumbang sampah plastik terbanyak ke laut? Bukankah seharusnya masyarakat Indonesia dengan bangga mengatakan lautku bebas sampah sebagai negara maritim terbesar di dunia?
Kepedulian masyarakat terhadap sampah laut yang minim
Minimnya kepedulian masyarakat Indonesia terhadap dampak sampah plastik merupakan salah satu faktor mengapa sampah plastik banyak ditemukan di laut Indonesia. Selain itu, minimnya pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan sampah menyebabkan sampah plastik yang seharusnya bisa didaur ulang tercampur dengan sampah organik bahkan terbawa hingga lautan.
Masyarakat juga masih kurang peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar. Tercemarnya perairan Indonesia dengan sampah tidak hanya berdampak buruk bagi ekosistem laut saja, melainkan juga merugikan kesehatan manusia. Bayangkan bagi masyarakat yang tinggal di pesisir laut, mereka setiap hari berinteraksi dengan air yang tercemar zat-zat berbahaya bagi tubuh yang dapat menyebabkan kanker.
Sebagian besar produk kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia dikemas dengan plastik. Mulai dari sabun cuci, shampoo, bungkus makanan, hingga minuman kemasan menggunakan plastik sebagai kemasannya. Perilaku konsumtif masyarakat Indonesia yang tinggi terhadap produk berkemasan plastik ini juga menambah sumbangan sampah plastik di laut.
Oleh karena itu, sebagai konsumen baiknya lebih bijak dalam memilih produk yang akan dibeli atau digunakan. Pilihlah produk yang ramah lingkungan seperti berbahan kertas, beling, atau plastik yang mudah terurai agar laut Indonesia, laut kita, lautku bebas sampah!
Sulitnya menghilangkan kebiasaan buang sampah sembarangan
Kebiasaan membuang sampah sembarangan memang sulit dihilangkan. Hingga kini, masih banyak masyarakat yang tinggal di bantaran kali membuang sampah rumah tangga ke kali atau sungai tanpa mempertimbangkan dampak yang akan timbul bagi lingkungan maupun masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Sampah yang dibuang ke sungai atau kali akan hanyut ke laut, terombang-ambing, dan tersangkut di karang, tepian pantai, Â bahkan bisa masuk ke palung yang letaknya jauh di dalam permukaan laut. Menurut Ocean Conservancy AS, sebanyak 95 persen sampah terendam di bawah permukaan air dan merusak ekosistem yang ada.
Hal paling mudah yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan lautku bebas sampah adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan, baik di darat maupun laut. Kemudian, mulailah membangun budaya Reduce, Reuse, Recycle dalam gaya hidup sehari-hari. Pisahkan sampah plastik seperti botol dan kemasan plastik dalam wadah khusus agar bisa didaur ulang menjadi barang yang berguna.
Bukan tidak mungkin Indonesia dapat mengikuti jejak Jepang dan Korea yang telah berhasil menjalankan program Reduce, Reuse, Recycle dalam kehidupan sehari-hari. Yuk mulai sayangi laut Indonesia agar laut kita, lautmu, dan lautku bebas sampah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H