Kini, Dunia memasuki era digital. Perlahan tapi pasti setiap lini kehidupan mulai terbawa arus digitalisasi, sektor perbankan salah satunya. Seiring dengan perkembangan teknologi, Danamon turut berinovasi dalam menghadirkan layanan dan produk perbankan kepada nasabahnya. Supaya lebih maksimal, keberadaan media sosial mulai dilirik.
Danamon menggandeng Kompasiana menggelar acara Kompasiana Nangkring bertema “Mantap Melaju Menjangkau Komunitas Melalui Media Sosial” yang diadakan di Gedung Menara Bank Danamon, Jakarta, Sabtu (1/10).
“Perkembangan teknologi membuat kebutuhan semakin dinamis. Tentunya kami dari institusi keuangan juga harus eksis. Supaya tidak kaku, bank harus menyesuaikan dengan cara berinteraksi dengan masyarakat, terutama komunitas. Untuk itu kami menggunakan media sosial sebagai pendekatan ke komunitas,” ungkap Toni Darusman, Chief Marketing Officer Bank Danamon kepada Kompasiana usai Kompasiana Nangkring, Sabtu (1/10).
Menurut Toni, salah satu langkah Danamon untuk menyesuaikan diri dengan nasabahnya adalah melalui media sosial. Kaum urban memang lekat dengan media sosial karena di dalamnya tersedia berbagai macam informasi yang dibutuhkan. Akun media sosial Twitter @HaloDanamon dapat memberikan layanan selama 24 jam setiap hari untuk melayani pertanyaan dan informasi bagi nasabah. Selain itu, Danamon juga memperbaharui tampilan serta konten yang ditampilkan di media sosial sehingga nasabah terkesan lebih dekat dan bersahabat.
Gandhy Inderayana Sastratenaya selaku Digital & Online Marketing Head Bank Danamon, menyatakan bahwa menginjak usia ke-60 tahun, Danamon perlu melakukan transformasi, salah satunya adalah media sosial. Pada tahun 2015 silam, Danamon menyegarkan kembali media sosial yang dimilikinya yaitu Twitter, Facebook, Instagram, Linkedin, hingga Youtube. Dengan media sosial perbankan tersebut, Danamon menawarkan pengalaman baru bagi para nasabah sebagai sebuah komunitas yang solid dalam dunia perbankan.
“Sekarang saatnya bank mendengar untuk dapat memahami nasabahnya lebih baik. Komunikasi harus dibuat dua arah sehingga dapat tercapai satu minat dan mantap melaju bersama,” kata Gandhy.
Peran media sosial memang sangat besar bagi eksistensi sebuah komunitas, termasuk komunitas di Kompasiana. Iskandar Zulkarnaen, Asisten Manajer Kompasiana menyatakan bahwa komunitas membutuhkan sosial media untuk membentuk dan menyatukan orang-orang dengan tujuan yang sama. Pengaruh yang disebarkan melalui media sosial dapat tersebar dan turut mengubah orang yang berada dalam lingkarannya.
“Menurut saya komunitas adalah aksi. Jadi kalau tidak punya aksi dan rencana beraksi akan susah membentuk komunitas. Kompasiana membantu anggota komunitas untuk mengembangkan diri dalam hal penulisan karena kita punya satu tujuan dan passion,” ungkap Isjet.
Bentuk nyata dari kuatnya media sosial untuk membentuk sebuah inovasi adalah terbentuknya komunitas Nebengers. Andreas Aditya S, penggagas komunitas Nebengers.com, mengungkapkan, berangkat dari media sosial Twitter, Nebengers ikut berpartisipasi mengatasi kemacetan Jakarta dengan sharing mobil. Netizen dapat memberikan tumpangan kepada yang membutuhkan kendaraan untuk pergi ke satu arah.
“Media sosial membantu kami untuk menumbuhkan kepercayaan dan membentuk reputasi seseorang yang memberikan atau membutuhkan tumpangan. Makanya kami bentuk komunitas agar dapat saling kenal dan akhirnya bisa menumbuhkan kepercayaan antaranggota,” kata Andreas.
Melihat peranan media sosial yang sangat penting untuk menjangkau komunitas lebih dekat, Danamon akan memaksimalkan keberadaan dan peranan media sosial perbankan yang diinginkannya sehingga bisa dinikmati nasabah dan bermanfaat lebih luas lagi. Danamon memiliki beberapa media sosial yaitu Twitter @Danamon-akun korporasi, @myDanamon-akun personal dan referensi lifestyle, @HelloDanamon-akun CS, @KartuDanamon-akun promo kartu, @DanamonBiz-akun pengembangan bisnis, dan @DanamonDSP-akun untuk membangun bisnis.