Sebagai wilayah paling timur di Indonesia, Papua memiliki keunikan budaya dan daya tarik tersendiri. Alam Papua masih belum banyak terjamah tangan manusia oleh karenanya masih sangat melekat di kalangan masyarakatnya. Menurut penelitian di bidang Antropologi, ada tujuh zona kebudayaan di Tanah Papua, yaitu Saireri, Doberai, Bomberai, Ha-Anim, Tabi, Lano-Pago, dan MePago. Dari satu Tanah Papua saja ada lebih dari 250 kelompok etnis dengan berbagai bahasa, agama/kepercayaan, dan kebiasaan. Berarti ada ratusan norma adat yang berlaku serta ratusan kelompok etnis non-Papua.
Dapat dikatakan bahwa pembangunan di tanah Papua merupakan tantangan terberat. Demi menjawab tantangan tersebut, dibutuhkan pendekatan pembangunan yang ditekankan pada dua bidang, pembangunan dan budaya. Pendekatan budaya merupakan solusi baru dalam upaya diplomasi penanganan masalah baik dalam pembangunan maupun konflik antarsuku. Dengan demikian, pembangunan di Tanah Papua dapat berjalan sesuai harapan dan mendukung kesejahteraan masyarakat Papua.
Dalam rangka memberikan kontribusi dan upaya bersama untuk menghadapi tantangan pembangunan di Tanah Papua melalui pendekatan budaya, Keluarga Mahasiswa Papua Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kegiatan Bicara Papua dengan tema utama “Meneropong Papua dari Kacamata Budaya”.
Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Keluarga Mahasiswa Papua Universitas Gadjah Mada (KEMGAMA) yang didukung oleh UGM dan PT Freeport Indonesia. Sederet nama dan tokoh turut meramaikan kegiatan yang berlangsung selama dua hari pada Kamis dan Jumat, 2-3 Juni 2016 di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjo Soemantri (PKKH) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Produser Alenia’s Journey “Uncover Papua” Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen, Antropolog Senior dari UGM dan Universitas Cendrawasih (UNCEN) dan Perwakilan PT. Freeport Indonesia (VP Community Development) akan hadir menjadi pembicara utama pada sesi talkshow.
Selain itu, kegiatan Bicara Papua juga menampilkan para tokoh inspiratif muda Papua seperti koreografer asal Papua yang sudah mendunia Jecko Siompo, Manager Community Health Development Freeport Kerry Yarangga, dan Pemuda Kamoro yang berjuang dalam upaya pelestarian seni dan budaya Kamoro Herman Kapiri. Kehadiran mereka diharapkan dapat memotivasi dalam pengembangan kapasitas diri generasi muda pada umumnya, dan Papua pada khususnya untuk dapat menghadapi tantangan pembangunan di Papua.
Secara keseluruhan kegiatan ini ditujukan untuk memperkenalkan lebih dekat Tanah Papua dari sudut pandang pembangunan dalam konteks budaya. Kegiatan ini terbuka bagi mahasiswa dan masyarakat umum. Kegiatan ini diharapkan dapat mempererat ikatan antarmahasiswa asal Papua di Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H