Untunglah saya bawa pulpen, sehingga saya tinggal mengisi surat itu sambil nunggu antrian dipanggil. Ingat ya teman-teman, LEBIH BAIK BAWA PULPEN SENDIRI, karena disana nampaknya tidak menyediakan pulpen untuk para pengunjung (mungkin karena saking banyaknya orang yaa).Â
Sekitar jam 10.30 tiba waktunya saya dipanggil. Di dalam ruangan tersebut, saya ditanyai kelengkapan dokumennya, seperti KTP, KK dan Akta Kelahiran. Baik asli maupun fotokopinya.Â
Karena KTP saya bukan dari Jakarta, maka saya dimintai surat keterangan domisili Jakarta (untungnya saya bawa). Saya ditanyai kerjanya apa, karena saya kerjanya wiraswasta (pedagang toko kelontong), saya dimintai surat keterangan usaha (untungnya saya bawa juga ini, hasil dari saya ngurus NPWP dulu).Â
Ternyata, saya juga dimintai fotokopi Ijazah S1. Padahal pendidikan terakhir saya S2, tapi yang diminta yang ijazah S1. Baiklah,, untungnya saya bawa fotokopi legalisir ijazah S1 saya. It's okay, nanti kapan-kapan butuh ngurus legalisir lagi aja deh.Â
Setelah itu saya geser ke tempat foto paspor dan perekaman sidik jari. Petugasnya tanya, saya kerja apa, saya jawab buka toko online, dagang online di rumah. Ditanyai lagi, kenapa kok tidak berbadan hukum, saya jawab, kan seperti toko kelontong rumahan biasa. Saya diberi print out surat keterangan untuk pembayaran paspornya.Â
Bayarnya Rp 350.000 untuk paspor biasa 48 halaman. Bayar lewat transfer Bank. Dalam petunjuknya, setelah pembayaran, silakan datang setelah 5 hari kerja untuk pengambilan paspornya. Oke, saya pulang.Â
Eh tapi, pas saya balik siang itu sekitar jam 11.30an, ternyata parkiran di kantor imigrasi sudah tidak penuh lagi. Dalam batin saya, wah wah.... memang kalau pagi orang-orang pada bebarengan datang sampai tempat parkirnya tidak muat. Sehingga siangnya, orang-orang yang sudah mengurus paspor waktunya balik, parkiran jadi lowong deh.Â
PENGAMBILAN PASPOR
Jam 07.30 saya sudah datang ke kantor Imigrasi pada hari Selasa 17 September 2019. Parkiran sepeda motor masih lowong namun antrian di kantor imigrasi sudah cukup banyak.Â
Saya ikut antrian, dan untuk antri pengambilan paspor tidak perlu daftar dulu pakai online, langsung saja datang sesuai tanggal yang tertera pada surat pengambilan paspor. Di kantor Imigrasi terdapat larangan-larangan yaitu, tidak boleh pakai kaos, sandal, pakai celana pendek, mengambil video dan memotret.Â
Tibalah saya di loket lantai 1, disana saya dicek apakah bawa KTP dan surat pengambilan paspor. Setelah itu, saya diarahkan ke lantai 2 untuk mengambil nomor antrian pengambilan paspor.Â