Mohon tunggu...
Adventa Isya Ilya
Adventa Isya Ilya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa ~ Jurusan Keuangan dan Ekonomi Syariah Program Studi Perbankan . Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta ~ MBKM Mata Kuliah Manajemen ZISWAF IAIN Kendari Dosen : Miftahur Rahman Hakim, S.E.I., M. E

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Giving yang seharusnya, Bukan demi Adsense Semata

23 Maret 2024   09:08 Diperbarui: 23 Maret 2024   09:11 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
YouTube: Baim Paula

Dalam konteks filantropi Islam, memberi (giving) memiliki makna yang lebih luas. Memberi tidak hanya berkaitan dengan memberikan sumbangan atau bantuan materi, tetapi juga mencakup memberikan waktu, perhatian, dukungan moral, memperjuangkan keadilan sosial dan kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan.

Rasulullah SAW memberikan teladan tentang arti memberi, baik dalam bentuk harta, waktu, maupun kasih sayang kepada sesama. Hadist- hadist yang mengajarkan pentingnya memberi dengan ikhlas dan tanpa mengharapkan balasan telah menjadi pedoman bagi umat Islam dalam beramal.

Memberi (giving) merupakan tindakan memberikan harta atau bantuan kepada orang yang membutuhkan sebagai wujud ibadah dan solidaritas sosial.

Memberi dalam Islam ditujukan kepada kepada masyarakat secara keseluran. Hal ini tercermin dalam praktik zakat, yang merupakan salah satu dari rukun Islam, di mana umat Muslim diwajibkan untuk memberikan sebagian dari hartanya kepada yang membutuhkan.

Pemberian yang benar dalam Islam haruslah dilakukan dengan ikhlas, tanpa mengharapkan balasan duniawi, memberikan prioritas kepada yang membutuhkan dan dilakukan dengan niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah serta membantu sesama manusia.

Orang bijak mengatakan bahwa "didalam rezeki yang engkau dapat, ada terselip bagian rezeki orang lain". Dari kalimat tersebut bisa disimpulkan bahwa Allah SWT Maha Adil dalam memberikan rezeki melalui jalur manapun.

Pada saat melakukan giving, harus tertanam mindset yang ingin dicapai baik untuk urusan dunia, akhirat, ataupun keduanya.

Memberi adalah salah satu tujuan hidup yang dampaknya sangat terlihat dalam kehidupan si pemberi. Oleh karena itu, kebanyakan orang yang hidupnya berkelimpahan merupakan seseorang yang suka memberi tanpa pamrih dan ria. Meskipun pada saat ini banyak orang sukses bahkan artis melakukan pemberian dalam hal sedekah, infaq,  zakat dengan cara merekam/video guna dijadikan konten pada saat melakukannya. Dengan konten tersebut dipamerkan dalam sosial media, maka mereka akan menuai banyak pujian dari para netizen hingga menghasilkan adsense.

Namun, hal ini kembali lagi pada niat mereka saat melakukan pemberian. Apakah mereka hanya ingin memamerkan hartanya? atau ingin memotivasi para viewers untuk melakukan kebaikan tersebut.

Rasulullah SAW, pernah berkata bahwa giving terbaik yaitu pada saat kondisi masih sehat jiwa dan raga, kondisi pada saat kekurangan, kondisi pada saat butuh-butuhnya, dan kondisi pada saat mendambakan kekayaan. Jadi, alangkah lebih baik pada saat kondisi tidak baik-baik saja, maka bersedekahlah kepada sesama dengan niat yang baik.

Dalam hadits dijelaskan bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Bahwa dengan memberi tidak akan membuat kita jatuh miskin, tapi Allah SWT akan melipat gandakan apapun yang engkau berikan kepada saudaramu yang membutuhkan. Perbanyak sedekah, maka berkah hidup ini. Dan beristiqamahlah dalam hal perbuatan baik.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa memberi dalam Islam bukanlah sekadar tindakan untuk memenuhi kewajiban agama, namun sebagai bentuk sikap hidup yang tercermin dalam aspek kehidupan sehari-hari. Melalui praktik memberi yang dilandasi oleh keikhlasan dan niat yang tulus, umat Islam diharapkan dapat menjadi contoh yang baik dalam menciptakan masyarakat yang berempati, dan penuh kasih sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun