Mohon tunggu...
Ardluansyah Makmur
Ardluansyah Makmur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Jakarta, FDIKom, Jurnalistik.

Saya suka editing.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aqidah menjadi Landasan Akhlak Muslim

15 Oktober 2023   10:05 Diperbarui: 15 Oktober 2023   10:41 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Sun Daily | Website

 Akidah dapat diartikan dalam berbagai aspek, namun saya hanya akan menjelaskan secara etimologis dan terminologis. Secara etimologis, akidah berasal dari bahasa Arab 'aqada. 'aqada memiliki arti ikatan atau sesuatu yang dipatenkan dan diyakini dalam hati nurani, yakni sesuatu yang dipercayai kebenarannya oleh manusia. Sedangkan jika dilihat secara terminologis, akidah adalah keyakinan yang digenggam atau tali (Laillaha illa Allah Muhammad Rasulullah: tak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah) yang menguatkan hubungan orang-orang beriman dengan Allah SWT. Dari dua definisi tadi, dapat disimpulkan bahwa akidah adalah hubungan atau keyakinan yang kokoh juga konsisten dalam beriman kepada Allah SWT, percaya kepada para malaikat-Nya, Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya, hari akhir/hari pengadilan, dan takdir yang sudah ditentukan oleh-Nya.

 Secara singkat, akhlak adalah perilaku atau perbuatan yang dilakukan oleh manusia mau itu baik atau buruk. Jika dibandingkan dengan akidah, akhlak mempunyai hubungan meskipun definisinya berbeda. Dengan akidah yang kokoh dan lurus di jalan yan benar, seseorang akan terdorong untuk menjalankan syariat yang telah diatur oleh Allah SWT. Dengan kata lain, akidah adalah panduan bagi akhlak dan akhlak dipandu oleh akidah, juga hubungan antara keyakinan dengan perbuatan.

 Kepribadian Muslim dapat berdiri kokoh karena dilandasi akidah dan akhlak. Dengan akidah yang kokoh, seorang muslim memiliki tujuan hidup yang jelas, memiliki keteguhan hati dalam perkataan dan emosi saat dihadapi dengan ujian, tidak putus asa saat mengalami kegagalan, tetap istiqamah untuk berdiri teguh, dan memiliki pengendalian diri sendiri dari hawa nafsu dan ego.

 Jika ingin mengendalikan diri, perlu yang namanya internalisasi. Internalisasi adalah proses pemahaman atau pendalaman terhadap suatu hal secara bertahap, dimulai dari lapisan paling luar hingga ke inti. Dalam konteks akhlak, bentuk-bentuk internalisasinya terbagi menjadi tiga, yakni hablumminallah (Akhlak terhadap Allah, hubungan antara manusia dengan Allah SWT), hablumminannas (Akhlak  terhadap sesama manusia, dengan tujuan untuk mencapai keharmonisan dan kedamaian dalam kehidupan di Dunia), dan Akhlak terhadap lingkungan, seperti baik terhadap binatang, tumbuh-tumbuhan, ataupun benda tak bernyawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun