Seri Ada Canda di Istana
Baca cerita sebelumnya
“Maaf, Presiden lagi Ngambek” dan“Hore, Presiden ga Ngambek Lagi”
# # #
Pagi-pagi sekali, iring-iringan kendaran kepresidenan beserta para pengawal tampak gagah menembus jalan tol, didalam mobil kepresidenan, presiden tampak asik dengan gadget terbarunya, di kursi depan, sang asisten presiden, Zul Supasa, tampak asik mengikuti setiap bait lagu Isabela, yang di nyanyikan dengan sempurna oleh seraknya suara Sharly ST13.
‘Zul… agenda saya apa aja hari ini’ suara presiden terdengar. Mendengar pertanyaan presiden, sang asisten pun langsung membuka buku catatannya. ‘Hmmm… pagi ini kita ketemu ketua MPR di Istana bos, terus… ada jumpa pers, terus…’. ‘Oh oke-oke…..saya masukin dulu, pelan-pelan zul”, potong presiden sambil terus mengutak-atik gadget terbarunya, berbentuk kotak, tipis dan berwarna putih. ‘Terus zul’ mendengar itu, sang asisten meneruskan membacakan catatannya, dan terus berulang.
‘Asik juga yah zul nih alat, tuh, kita bisa buka youtube juga’ ujar presiden sambil menunjukan layar iPad barunya, tampak video bang Rhona Merana sedang asik bernyanyi dan menari. ‘He eh bos, keren yah’ respon sang asisten, cengengesan. Kendaran kepresidenan pun terus meluncur, membelah jalan tol yang macet dengan gagah tampa hambatan.
Sementara itu, di istana, staff kepresidenan tampak sibuk menata ruang jumpa pers, mimbar, pencahayaan, kursi dan lainnya. ‘Eh… itu teleprompter-nya ndak usah dipasang, presiden make alat baru’ teriak salah staff senior, sambil terus sibuk memberikan arahan kepada staff lainnya.
Ditempat lain di luar istana, di rumah-rumah, warunghingga café, semua orang sibuk membicarakan skandal video yang melibatkan artis papan atas, Asril dan Muna, sangat heboh, karena terbit pula sequel-nya, Asril dan Put Nyari. Ada yang nyegir-nyengir membicarakannya, ada yang serius, bahkan tidak sedikit yang mengumpat. Seluruh plosok negari heboh, seluruh pelosok negeri orang-orang pada nyengir-nyengir, dan mengumpat.
Di Istana, presiden sudah duduk di kursi kerjanya, sambil terus tersenyum memainkan gadget barunya, ‘Nih, All in…… yah….habis deh, Zul… chips nya abis, kirim yah’ sang asisten dengan sigap merespon, ‘Siap bos, tunggu bentar’ jawab sang asisten yang asik duduk di pojok ditemani laptop, yang sayup-sayup mengeluarkan suara merdu Kanjen Band.
‘Oh ok, bapak sudah nunggu, langsung aja bawa masuk’ sang asisten menjawab telpon, ‘Bos…. Pak, ketua MPR dah datang’. ‘Ok’ jawab presiden, sambil merapikan jas, presiden menyerahkan iPad-ya ke sang asisten ‘Nih Zul…masukan pidato saya dan materi jumpa pers nanti’.
‘Selamat datang, apakabar, baik saja kan, ayo silahkan duduk’ presiden menyambut tamunya, ‘Oh tentu, baik selalu pak’ jawab sang tamu sambil duduk dikursi yang disediakan, juga asistennya, yang ikut mendampingi.
Setelah beberapa pembicaraan basa-basi, sang tamu pun mengutarakan maksud kedatangannya. ‘Gini pak presiden, mengenai rencana kedatangan presiden Osama, kami….’ Belum lagi sang tamu menyelesaikan omongannya, asistennya menyenggol dan berbisik ‘Obama pak, bukan Osama’. ‘Oh maaf, iya, Obama, nah kami ingin istana juga bawa Osama ke…’ sang asisten menyenggol lagi sambil merengut, ‘Eh iya, bawa Obama juga ke MPR, lah saya juga kan pingin photo-photo ma Ooo…bama pak’ sang tamu nyengir dan mengharap respon presiden.
‘Oh…itu pasti pak, dia harus tahu perkembangan demokrasi di negeri kita, pasti dia kita ajak ke MPR’ jawab presiden, dengan senyum ramah, ramah sekali.
Sementara itu, di ruang jumpa pers, wartawan sudah berkumpul, banyak sekali. Hari ini memang spesial, presiden akan mengadakan jumpa pers, sekaligus membuka rekaman video latihan teroris yang didapat dari penggerebekan beberapa waktu lalu.
Di ruang presiden, pertemuan dengan ketua MPR sudah selesai, setelah mengantarkan tamunya, presiden bersama staff dan pengawalnya, berjalan beriring dengan gagahnya, menebar senyum, ramah sekali dan terus berjalan menuju ruang jumpa pers.
Presiden berdiri di mimbar, setelah memastikan tidak ada suara yang mengganggu, presiden memulai pembicaraanya, sang iPad putih terus menemani, sambil menyentuh layar iPad, yang sudah disambung dengan proyektor presiden meneruskan keterangannya.
‘Nah ini kita akan lihat bersama, video teroris yang sedang berlatih, di video ini kita dapat melihat muka-muka orang selama ini kita cari, yang satu ini misalnya, dari ciri-cirinya….’ Mendadak presiden menghentikan ucapannya, sambil terus menatap layar iPad barunya, Presiden lalu memiringkan kepalanya kekanan, dan terus menatap layar si iPad, begitupun seluruh orang yang hadir, yang sedari tadi menunggu gambar di layar yang sudah di sediakan, mereka kompak memiringkan kepala ke kanan, dan mendelik melihat adegan yang ditayangkan.
Segera saja ekspresi presiden berubah, cemberut. Tanpa menutup acara, presiden menutup muka sambil lari kedalam istana.
Diluar sana, di rumah-rumah, warung, hingga café, publik heboh, melihat berita tivi, yang menayangkan presiden lari sambil menutup muka, setelah pasti tidak sengaja, dia memuter video adegan Asril dan Put Nyari di layar proyektor, didalam istana. Dan semua orang pun tertawa, menertawakan presiden.
# # #
(cerita ini hanya imajinasi penulis, jadi pastinya ini fiktif, bila ada kesamaan peristiwa, karakter, nama, atau apapun, itu tidak saya sengaja, jangan marah and peace)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H